Panggung pertunjukan di Surabaya semakin terbuka terhadap berbagai genre musik. Tidak terkecualipost rock. Para penggemar genre itu seperti dimanjakan dalam event Termenung Bersama yang dihelat Gemar Record dan Dilarang Duduk.
Konser di Personal Horror Altar, Minggu (9/11), itu layaknya oasis bagi fans musik alternatif. Lantunan melankolia khas post rock menguar dari kreasi bernuansa eksperimental sekaligus atmosferik.
Empat grup band tampil menjadi pengisi acara. Mereka adalah In Inertia, Metafore, Hect, dan Others. In Inertia menjadi satu-satunya band dari luar Surabaya. Mereka berasal dari Jakarta. Sementara tiga lainnya merupakan grup asal Surabaya yang membawa misi mengusung musik nonarus utama.
Edisi Perdana
Penanggung jawab Termenung Bersama sekaligus personel Metafore Dika Novi mengungkapkan, konser itu merupakan edisi perdana. Gelaran tersebut diinisiasi untuk menciptakan wadah bagi para penggemar post rock di Kota Pahlawan. ”Genre seperti ini tergolong anti-mainstream,” ujarnya.
Dika mengungkapkan bahwa judul Termenung Bersama memiliki kecocokan dengan karakter post rock. Yakni, identik dengan suasana sendu. Menurutnya, eksplorasi bunyi yang eksperimental cocok disandingkan dengan kegiatan merenung. Terutama saat hujan.
Khusus untuk In Inertia, pertunjukan itu menjadi bagian dari tur mempromosikan album terbaru To Whom It May Concern. ”Rasanya emosi utama yang dibawa post rock ini mampu menjalin koneksi di antara kami,” ujar Annissa Utami, salah satu personel In Inertia. (had/kkn)



