SIDOARJO - Kebutuhan listrik di Jawa Timur terus meningkat. Provinsi yang dulu surplus bahkan kini sudah mulai menyerap listrik provinsi lain. PLN pun menataroadmap pembangunan jaringan untuk bisa menjamin keandalan.
Manager PLN Unit Pelaksana Pengatur Beban (UP2B) Jawa Timur Ahmad Murdani menjelaskan, kebutuhan listrik di Jawa Timur memang sangat besar. Beban puncak provinsi tersebut per 14 Oktober lalu mencapai 7.285 mw. Konsumsi tersebut bahkan melebihi kebutuhan listrik satu Pulau Sumatera yang mencapai sekitar 6 ribu mw. “Kalau kita lihat, sistem kelistrikan Jawa Timur sudah mengonsumsi 39 ribu gwh dalam periode Januari-September,” bebernya saat Safari Jurnalistik di Sidoarjo kemarin (11/11).
Beberapa kali, UP2B Jatim itu mendapatkan suplai dari pembangkit listrik di Jawa Tengah. Salah satunya, PLTU Batang dengan kapasitas 2 ribu mw. “Sistem kelistrikan Jawa Tengah memang lebih longgar karena ada penambahan pembangkit. Karena itu, kami beberapa kali melakukan impor,’’ jelasnya.
Pertumbuhan konsumsi listrik di Jatim rata-rata tumbuh 6-7 persen per tahun. Alasannya, intensitas penggunaan listrik makin tinggi. “Ini sebenarnya menandakan ekonomi bertumbuh. Karena yang dulunya tidak menggunakan AC sekarang sudah punya. Apalagi, penggunaan kendaraan listrik makin marak,” paparnya.
Untuk memenuhi kebutuhan, PLN mengusulkan penguatan sistem kelistrikan. Misalnya, kabel tegangan tinggi ke Pulau Madura. Saat ini, baru ada dua kabel suplai dengan tegangan 150 mw. Selain itu, ada beberapa proyek gardu induk dan penguatan jalur agar nanti sistem kelistrikan bisa lebih andal. (bil/dio)



