GRESIK–Kabupaten Gresik masih menjadi salah satu wilayah rawan bencana di tengah cuaca ekstrem yang tengah berlangsung. Berdasarkan prediksi BMKG, puncak hujan di Kota Pudak akan berlangsung hingga Januari.
Sejauh ini, sejumlah bencana masih berpotensi terjadi. Salah satu yang menjadi atensi adalah banjir akibat luapan Kali Lamong, Kali Brantas, serta kawasan daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo.
Kemarin, tim gabungan dari seluruh unsur menggelar Apel Gelar Kesiapan Tanggap Darurat Bencana di Mapolres Gresik (5/11). Apel itu merupakan bagian dari kesiapan antisipasi terhadap bencana yang berpotensi terjadi.
Dalam apel tersebut, Kapolres Gresik AKBP Rovan Richard Mahenu menyebut bahwa berdasarkan prediksi BMKG, puncak musim hujan terjadi pada November hingga Januari 2026.
Selain itu, wilayah Gresik juga berpotensi mengalami dampak fenomena La Niña yang bisa berlangsung hingga Februari. ”Kondisi ini meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor," paparnya.
Karena itu, melalui apel tersebut, diharapkan seluruh unsur mampu melakukan deteksi dini dan pemetaan wilayah, sekaligus antisipasi dan penanganan bencana.
Sejauh ini, banjir menjadi bencana yang paling diwaspadai. Mengingat, DAS yang melintas di wilayah Gresik rawan meluap, salah satunya Kali Lamong.
Dari pantauan terakhir BPBD Gresik, tinggi muka air (TMA) Sungai Kali Lamong masih stabil, mulai dari wilayah hulu hingga hilir. ”Ketinggian TMA berkisar 2,3 meter. Namun tetap harus berhati-hati karena ada peningkatan curah hujan di beberapa wilayah kecamatan," kata Kepala BPBD Gresik Sukardi. (yog/ris)



