SURABAYA– Sederet insiden akibat konstruksi bangunan pesantren mendapat atensi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur. Instansi tersebut mulai melakukan identifikasi terhadap kualitas bangunan pesantren di berbagai daerah.
Proses identifikasi itu dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan program baru terkait kesiapsiagaan bencana di lingkungan pesantren, yakni Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB).
Lewat kegiatan tersebut, BPBD Jatim menilai kondisi fisik bangunan pesantren. ”Dengan begitu, identifikasi potensi risiko di lingkungan pesantren dapat diketahui lebih cepat,” kata Plt Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jatim Dadang Iqwandy, kemarin (13/11).
Selain itu, melalui SPAB, warga pesantren juga mendapatkan edukasi serta pelatihan penanganan kebencanaan. Saat ini, program tersebut sudah mulai bergulir. Dalam sepekan terakhir, ada tiga pesantren di wilayah Kabupaten Malang yang menerima pelatihan dari tim BPBD Jatim bekerja sama dengan BPBD kabupaten/kota.
Dalam pelatihan itu, warga pesantren dikenalkan pada berbagai potensi bencana dan strategi penanganannya. Peserta juga mengikuti simulasi evakuasi gempa bumi serta latihan pemadaman kebakaran.
Program tersebut diproyeksikan bakal diterapkan di pesantren-pesantren seluruh Jawa Timur. ”Program ini merupakan tindak lanjut dari keputusan Ibu Gubernur (Khofifah Indar Parawansa) tentang pembentukan Tim Pesantren Tangguh Bencana (Pestana) Provinsi Jatim,” ujarnya.
Saat ini, di Jatim terdapat 7.347 pesantren dengan total 297.500 santri. (ian/ris)



