JAKARTA-Kolaborasi lintas kementerian kembali dilakukan untuk memperkuat pelayanan pendidikan di Sekolah Rakyat. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menghadirkan 28 unit bus sekolah sebagai sarana transportasi bagi siswa di seluruh Sekolah Rakyat di Indonesia.
Nota kesepahaman antara Kemenhub dan Kementerian Sosial (Kemensos) terkait hibah tersebut diadakan di Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 20 Sleman, Jogjakarta, kemarin (6/11). Penandatanganan dilakukan oleh Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi dan Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf. Hadir pula Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X dan Wamensos Agus Jabo.
Menhub Dudy menyebut, kerja sama ini merupakan wujud nyata transformasi pelayanan publik berbasis keadilan dan empati. Tujuannya, memastikan tidak ada satu pun anak Indonesia yang tertinggal karena hambatan akses pendidikan. “Sebelum menyerahkan seluruh bus tersebut, Kemenhub akan memastikan setiap bus sekolah beroperasi aman, terawat, dan tepat guna,” ujarnya.
Dengan begitu, kata Dudy, keberadaan bus sekolah ini dapat mendukung upaya Kemensos memperluas jangkauan Sekolah Rakyat di wilayah terpencil dan perbatasan. “Dengan pendekatan kolaboratif, pembangunan infrastruktur tidak berhenti pada beton dan aspal, tetapi berlanjut hingga ke hati dan masa depan masyarakat,” paparnya.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X menilai, kolaborasi tersebut mencerminkan model kepemimpinan baru yang lintas sektor dan berorientasi pada manusia. “Transportasi yang inklusif dapat meningkatkan peluang anak untuk tetap bersekolah hingga 30 persen lebih tinggi. Akses bukan hanya soal jalan dan kendaraan, tetapi juga membuka masa depan dan membangun keadilan sosial,” ungkapnya.
Sri Sultan juga menyinggung peran Jogjakarta sebagai laboratorium kolaboratif, tempat kebijakan diuji oleh kenyataan dan inovasi lahir dari empati.
Sementara itu, Mensos Saifullah Yusuf menegaskan, bus sekolah ini bukan sekadar sarana transportasi, melainkan jembatan menuju masa depan. “Bus ini membawa anak-anak dari rumah sederhana menuju gerbang ilmu, dari perbatasan menuju ruang kesempatan,” tutur menteri yang akrab disapa Gus Ipul tersebut.
Usai penandatanganan MoU, Gus Ipul mengajak Dudy dan Sri Sultan berkeliling melihat langsung kegiatan belajar mengajar para siswa di SRMA 20 Sleman, termasuk kehidupan mereka di asrama. Suasana menjadi cair ketika sesi ngobrol dibuka. Salah seorang siswa, Pramudya Dwi Ardiansyah (16), remaja asal Kalasan, mengaku deg-degan saat bertemu langsung dengan Sri Sultan. “Deg-degan tapi senang, hehe, bisa ketemu langsung sama beliau,” katanya malu-malu. (mia/ali)



