JAKARTA – Tes Kemampuan Akademik (TKA) menuai banyak catatan dari peserta, terutama pada sesi Matematika. Ada yang mengeluhkan soal waktu yang terlalu singkat, hingga soal penalaran yang terlalu panjang. Keluhan ini disampaikan oleh sejumlah peserta. Baik yang mengikuti TKA pada gelombang pertama maupun kedua. Akbar dan Larasati, murid kelas XII SMKN 26 Jakarta, yang mengikuti TKA gelombang kedua, pada Rabu (5/11) misalnya. Mereka kompak mengatakan bahwa sesi tes matematika paling menguras tenaga.
“Lumayan rumit tesnya, dari segi waktu kurang bagi saya untuk 45 menitan. Kalau ada tambahan waktu Insya Allah bisa lebih maksimal mengerjakannya,” ujar Akbar.
Larasati juga mengaku bahwa soal-soal matematika cukup sulit baginya. Meski begitu, dia optimistis bisa mendapatkan hasil maksimal. “Ralat deh, susah banget,” katanya disambut gelak tawa.
Sebelumnya, pada pelaksanaan gelombang pertama pada Senin (3/11)-Selasa (4/11), sejumlah murid juga mengeluhkan hal yang sama. Aliffasya Rahman, siswa SMAN 78 Jakarta, mengaku sejak awal memang cukup tegang. Mengingat, ini kali pertamanya angkatannya harus menghadapi TKA.
Ketegangan itu sempat turun sebelum akhirnya naik lagi ketika soal matematika muncul. “Matematika tadi tuh kekurangannya waktu sih, 25 soal cuma 50 menit,” ungkap Rahman.
Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Atip Latipulhayat berjanji akan menampung dan menindaklanjuti masukan yang diberikan. Dirinya bahkan sempat bersenda gurau dengan para peserta TKA di SMKN 26 Jakarta terkait hal ini. Dia bertanya, apakah jika waktu ditambah maka peserta bisa mendapat nilai 100. Kompak, para peserta menjawab iya.
“Ya kita akan evaluasi, makanya kami ke berbagai sekolah juga menjaring komen-komen peserta, pengalaman-pengalaman mereka, untuk perbaikan. Nah salah satu diantaranya tadi soal waktu ditambah jadi satu jam,” paparnya ditemui usai sidak pelaksanaan TKA gelombang kedua, di hari pertama, Rabu (5/11).
Atip memastikan, pelaksanaan TKA baik gelombang pertama maupun kedua berjalan dengan lancar. Termasuk, bagi para murid yang tengah melaksanakan praktik kerja lapangan (PKL). Disinggung soal adanya peserta yang live di media sosial di hari pertama, gelombang pertama TKA, Atip menegaskan, sudah dilakukan langkah-langkah penanganan. (mia/bas)



