SURABAYA –Pasar Sememi menjadi salah satu bagian dari program Gerakan Nasional Membersihkan Pasar Nusantara (Gernas Mapan), Kamis (13/11). Kegiatan yang digagas Kementerian Perdagangan bersama Kementerian Lingkungan Hidup itu untuk mewujudkan pasar rakyat yang bersih, sehat, dan berdaya saing digital.
Menteri Perdagangan Budi Santoso meninjau kesiapan ekosistem pengelolaan sampah di Pasar Sememi. Di pasar Sememi, pengumpulan dan pengolahan sampah sudah terintegrasi melalui tempat penampungan sementara yang menghubungkan pedagang dengan pengelola daur ulang. Budi menyebut, sebagian besar pasar rakyat di Indonesia mulai diarahkan untuk memiliki sistem pengelolaan sampah serupa. Tujuannya agar rantai ekonomi sirkular terbentuk dari level terbawah.
”Sampah plastik dikumpulkan, dipilah, dan dijual kembali sebagai bahan baku daur ulang. Jadi tidak ada yang terbuang percuma,” katanya. Selain itu, para pedagang di Pasar Sememi juga dilatih menerima transaksi melalui QRIS bekerja sama dengan Bank Jatim.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Perdagangan (Dinkopdag) Surabaya Febrina Kusumawati menjelaskan, Pasar Sememi menjadi percontohan pengelolaan sampah terpadu. ”Kalau secara nasional, sekitar 13 persen sampah berasal dari aktivitas pasar. Karena itu kami menempatkan pasar sebagai garda depan pengelolaan sampah di Surabaya,” katanya.
Sementara itu, Budi melanjutkan kunjungannya ke fasilitas pembangkit listrik tenaga sampah Benowo. Dia mendapatkan penjelasan pengolahan sampah menjadi energi listrik. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya Dedik Irianto menjelaskan untuk mengurangi sampah lama di TPA Benowo, PT Sumber Organik yang mengelola TPA itu akan membangun fasilitas pirolisis. Alat tersebut dapat mengurangi sampah yang lama sejak 2001. ”Targetnya segera beroperasi. Diolah menjadi RDF,” tambahnya.(omy/ata/jun)




