Loading...
Sabtu Legi, 15 November 2025
Jawa Pos

Selalu Ada Yang Baru!

Loading...
Home
NasionalEkonomi BisnisFinansialKementerianSosok & Sisi LainInternasionalJawa Timur
Home
›Nasional

Pembentukan Ditjen Pesantren Didukung, tapi Tidak Boleh Intervensi Pesantren

Editor-Nasional
14 November 2025
BAHAS PONPES: Kegiatan halaqah penguatan kelembagaan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pesantren di kampus UIN Ar-Raniry Banda Aceh (14/11).
Klik untuk perbesar
Dok. UIN Ar-Raniry

BAHAS PONPES: Kegiatan halaqah penguatan kelembagaan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pesantren di kampus UIN Ar-Raniry Banda Aceh (14/11).

JAKARTA - Keputusan Presiden Prabowo Subianto membentuk Direktorat Jenderal (Ditjen) Pesantren di Kemenag mendapat banyak dukungan. Namun, pemerintah diingatkan supaya membiarkan pesantren tetap berjalan secara alami. Pesantren harus tetap menjadi lembaga pendidikan yang independen atau mandiri.

Pesan tersebut disampaikan Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh Tgk. H. Faisal Ali dalam halaqah penguatan kelembagaan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pesantren di kampus UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Dia mengatakan, pembentukan Ditjen Pesantren itu sebagai wujud hadirnya negara untuk pesantren.

Tetapi, dia mengingatkan, peran atau posisi negara untuk pesantren tidak boleh terlalu mendalam. “Negara tidak hadir untuk mengintervensi (pesantren)," kata dia. Faisal mengatakan, sejak Indonesia belum merdeka, pesantren sudah ada dengan kekhasan sendiri. Yaitu sebuah lembaga pendidikan yang mandiri.

Kehadiran negara untuk pesantren bisa di sektor penjaminan mutu. Dengan begitu, anak-anak yang belajar di pesantren mendapatkan ilmu yang terjamin mutunya. Jaminan mutu pendidikan di lembaga pesantren itu sangat penting. Selain itu, negara bisa hadir untuk menjamin keberlanjutan ekosistem pendidikan Islam di pesantren.

Dukungan kemandirian dan peningkatan kualitas pembelajaran di pesantren juga disampaikan Rektor UIN Ar-Raniry Banda Aceh Mujiburrahman. Sebagai lembaga perguruan tinggi, mereka akan mendukung lewat riset, pengembangan kurikulum, dan inovasi pendidikan di kalangan pesantren.

Dengan segala kekhasannya, dia mengatakan, pesantren harus terus berkembang. Dia juga berharap pesantren menjalin kolaborasi dengan perguruan tinggi supaya bisa terus berkembang.

“Pesantren adalah pusat nilai, ilmu, dan karakter bangsa. Pesantren tumbuh dari tradisi, bergerak mandiri, dan berkontribusi nyata bagi masyarakat," jelasnya. Untuk itu, kolaborasi perguruan tinggi dan pesantren akan memperkuat pendidikan Islam yang moderat dan berdaya saing.

Menurut dia, pesantren dengan kekuatan pendidikan keagamaannya juga punya andil mewujudkan generasi emas 2045. Untuk mewujudkan misi tersebut, pendidikan Islam yang ada di pesantren tidak hanya berorientasi spiritual. Tetapi juga produktif dan inovatif. (wan/oni)

Galeri Foto

SHARING GAGASAN: Kegiatan halaqah penguatan kelembagaan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pesantren di kampus UIN Ar-Raniry Banda Aceh (14/11).
Klik untuk perbesar
Dok. UIN Ar-Raniry

SHARING GAGASAN: Kegiatan halaqah penguatan kelembagaan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pesantren di kampus UIN Ar-Raniry Banda Aceh (14/11).

Bagikan artikel ini

Most Read

1

Empat Hari, Enam Warga Meninggal Akibat Bencana

Jawa Timur
2

Capek di Perjalanan, Pemudik Nataru Boleh Istirahat di Masjid dan Musala

Kementerian
3

Inilah Para Pemenang Kompetisi Hackathon Sawit Nasional 2025

Nasional
4

Produsen Smartphone Tiongkok Incar Market Gaming di Jawa Timur

Ekonomi Bisnis
5

Iuran 23 Juta Peserta BPJS Kesehatan Segera Diputihkan

Kementerian

Berita Terbaru

Kemendag Dorong Reformasi Logistik

Kemendag Dorong Reformasi Logistik

Ekonomi Bisnis•1 jam yang lalu
Imbas Skema Baru, Ada Daerah Tidak Dapat Kuota Haji

Imbas Skema Baru, Ada Daerah Tidak Dapat Kuota Haji

Nasional•3 jam yang lalu
Home
›Nasional
›Pembentukan Ditjen Pesantren Didukung, tapi Tidak Boleh Intervensi Pesantren
BAHAS PONPES: Kegiatan halaqah penguatan kelembagaan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pesantren di kampus UIN Ar-Raniry Banda Aceh (14/11).
Nasional

Pembentukan Ditjen Pesantren Didukung, tapi Tidak Boleh Intervensi Pesantren

Editor-14 November 2025
Klik untuk perbesar

BAHAS PONPES: Kegiatan halaqah penguatan kelembagaan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pesantren di kampus UIN Ar-Raniry Banda Aceh (14/11).

Dok. UIN Ar-Raniry

Bagikan artikel ini

JAKARTA - Keputusan Presiden Prabowo Subianto membentuk Direktorat Jenderal (Ditjen) Pesantren di Kemenag mendapat banyak dukungan. Namun, pemerintah diingatkan supaya membiarkan pesantren tetap berjalan secara alami. Pesantren harus tetap menjadi lembaga pendidikan yang independen atau mandiri.

Pesan tersebut disampaikan Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh Tgk. H. Faisal Ali dalam halaqah penguatan kelembagaan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pesantren di kampus UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Dia mengatakan, pembentukan Ditjen Pesantren itu sebagai wujud hadirnya negara untuk pesantren.

Tetapi, dia mengingatkan, peran atau posisi negara untuk pesantren tidak boleh terlalu mendalam. “Negara tidak hadir untuk mengintervensi (pesantren)," kata dia. Faisal mengatakan, sejak Indonesia belum merdeka, pesantren sudah ada dengan kekhasan sendiri. Yaitu sebuah lembaga pendidikan yang mandiri.

Kehadiran negara untuk pesantren bisa di sektor penjaminan mutu. Dengan begitu, anak-anak yang belajar di pesantren mendapatkan ilmu yang terjamin mutunya. Jaminan mutu pendidikan di lembaga pesantren itu sangat penting. Selain itu, negara bisa hadir untuk menjamin keberlanjutan ekosistem pendidikan Islam di pesantren.

Dukungan kemandirian dan peningkatan kualitas pembelajaran di pesantren juga disampaikan Rektor UIN Ar-Raniry Banda Aceh Mujiburrahman. Sebagai lembaga perguruan tinggi, mereka akan mendukung lewat riset, pengembangan kurikulum, dan inovasi pendidikan di kalangan pesantren.

Dengan segala kekhasannya, dia mengatakan, pesantren harus terus berkembang. Dia juga berharap pesantren menjalin kolaborasi dengan perguruan tinggi supaya bisa terus berkembang.

“Pesantren adalah pusat nilai, ilmu, dan karakter bangsa. Pesantren tumbuh dari tradisi, bergerak mandiri, dan berkontribusi nyata bagi masyarakat," jelasnya. Untuk itu, kolaborasi perguruan tinggi dan pesantren akan memperkuat pendidikan Islam yang moderat dan berdaya saing.

Menurut dia, pesantren dengan kekuatan pendidikan keagamaannya juga punya andil mewujudkan generasi emas 2045. Untuk mewujudkan misi tersebut, pendidikan Islam yang ada di pesantren tidak hanya berorientasi spiritual. Tetapi juga produktif dan inovatif. (wan/oni)

Galeri Foto

SHARING GAGASAN: Kegiatan halaqah penguatan kelembagaan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pesantren di kampus UIN Ar-Raniry Banda Aceh (14/11).
Klik untuk perbesar
Dok. UIN Ar-Raniry

SHARING GAGASAN: Kegiatan halaqah penguatan kelembagaan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pesantren di kampus UIN Ar-Raniry Banda Aceh (14/11).

Most Read

1

Empat Hari, Enam Warga Meninggal Akibat Bencana

Jawa Timur
2

Capek di Perjalanan, Pemudik Nataru Boleh Istirahat di Masjid dan Musala

Kementerian
3

Inilah Para Pemenang Kompetisi Hackathon Sawit Nasional 2025

Nasional
4

Produsen Smartphone Tiongkok Incar Market Gaming di Jawa Timur

Ekonomi Bisnis
5

Iuran 23 Juta Peserta BPJS Kesehatan Segera Diputihkan

Kementerian

Berita Terbaru

Kemendag Dorong Reformasi Logistik

Kemendag Dorong Reformasi Logistik

Ekonomi Bisnis•1 jam yang lalu
Imbas Skema Baru, Ada Daerah Tidak Dapat Kuota Haji

Imbas Skema Baru, Ada Daerah Tidak Dapat Kuota Haji

Nasional•3 jam yang lalu

KORAN JAWA POS

Instagram

  • @koran.jawapos
  • @jawapos.foto
  • @jawapossport

YouTube

  • @jawaposnews

TikTok

  • @koranjawapos

Email Redaksi

  • editor@jawapos.co.id

Berlangganan Koran

Hubungi WhatsApp:

+628113475001

© 2025 Koran Online. All rights reserved.

KORAN JAWA POS
Instagram:@koran.jawapos@jawapos.foto@jawapossport
Twitter:@koran_jawapos
YouTube:@jawaposnewsTikTok:@koranjawapos
Email Redaksi:editor@jawapos.co.id
Berlangganan Koran Hubungi WA:+628113475001