CIKARANG - Industri otomotif Indonesia kembali mencatatkan perkembangan penting. Itu setelah PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) melepas ekspor dua model unggulannya, yakni Suzuki Fronx dan Suzuki Satria, dari fasilitas produksi Suzuki di Cikarang, Jawa Barat, Selasa (18/11). Acara tersebut menandai babak baru posisi Indonesia sebagai pusat manufaktur dan hub ekspor Suzuki untuk kawasan Asia Tenggara.
”Ekspor perdana Fronx dan Satria adalah bentuk nyata dari kesiapan Indonesia untuk bersaing pada pasar internasional,” ujar President Director PT Suzuki Indomobil Motor & PT Suzuki Indomobil Sales Minoru Amano.
Suzuki menargetkan ekspor Fronx mencapai 30 ribu unit dan Satria sebanyak 150 ribu unit hingga tahun 2027. Model Fronx diperkirakan berkontribusi sekitar 30 persen terhadap total ekspor Suzuki Indonesia dalam periode tersebut, sementara Satria diproyeksikan menyumbang sekitar 60 persen terhadap keseluruhan ekspor sepeda motor.
Amano menyebut rata-rata ekspor tahunan kedua model tersebut diperkirakan mencapai sekitar 10 ribu unit untuk Fronx dan 50 ribu kendaraan buat Satria. “Untuk pasar awal, Fronx akan dikirim ke enam negara ASEAN, mulai dari Kamboja, Laos, Malaysia, Filipina, Thailand, hingga Vietnam,” imbuhnya.
Salah satu faktor yang mendukung daya saing produk ekspor Suzuki adalah tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang tinggi. Fronx memiliki komponen lokal hingga 63 persen, sedangkan Satria mencapai 82 persen. ”Setiap unit yang dikirim ke mancanegara adalah representasi kompetensi industri Indonesia,” ucapnya.
Sementara itu, Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza mengatakan, langkah ekspor perdana Fronx dan Satria memperkuat posisi Indonesia sebagai penggerak penting dalam rantai pasok otomotif global. “Dengan target ekspor yang ambisius, tingkat kandungan lokal yang tinggi, dukungan fasilitas manufaktur canggih, serta sinergi kuat dengan pemerintah, Suzuki Indonesia semakin menunjukkan bahwa industri otomotif nasional memiliki daya saing tinggi di pasar internasional,” paparnya. (agf/dio)
