SURABAYA – Pemerintah memperketat skrining kesehatan bagi calon jemaah haji (CJH) untuk menekan jemaah sakit dan meninggal di Tanah Suci. Mereka juga diwajibkan mengikuti vaksinasi polio dan Covid-19. Di Surabaya, puskesmas masih menemukan CJH yang mengidap diabetes melitus dan hipertensi.
Penentuan Kondisi
Kepala Puskesmas Sidosermo dr Arista Agung Santoso mengatakan, jenis pemeriksaannya tetap dari tahun-tahun sebelumnya. Namun, memang penentuan kondisi kesehatannya yang semakin ketat. ”CJH harus memenuhi seluruh syarat minimal tanpa kompromi,” paparnya.
Petugas juga diminta mendata seluruh riwayat penyakit yang pernah diderita CJH. Dia mengakui, masih ada CJH yang kurang terbuka pada petugas karena takut gagal haji. Selain itu, petugas diminta melakukan pendekatan personal dan empati agar pasien lebih terbuka. ”Kami tekankan juga bahwa pemeriksaan ini justru untuk melindungi kesehatan pasien saat haji, bukan untuk menggagalkan mereka,” jelasnya.
Hasil Pemeriksaan
Hingga saat ini, tercatat ada 41 CJH yang sudah menjalani pemeriksaan. Hasilnya, petugas masih menemukan CJH yang mengidap penyakit kronis. Seperti diabetes melitus dan hipertensi. ”CJH diminta rutin menjalani pemeriksaan bersama puskesmas dan fokus menjaga agar kondisi hingga keberangkatan,” jelas Arista.
Syarat Tambahan
Ketua Tim Kerja Pelayanan Kesehatan Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan (BBKK) Surabaya Mohamad Gesta Robi Farmawan mengungkapkan, vaksin yang disyaratkan juga bertambah. Tahun lalu, CJH hanya disyaratkan vaksin meningitis. ”Sekarang ada tambahan vaksin polio dan vaksin Covid-19,” ucapnya.
Jemaah umrah yang berangkat Juli lalu, kata Gesta, diwajibkan mengikuti vaksinasi polio. Itu karena Indonesia dinyatakan berisiko. Sedangkan, Covid-19 baru diwajibkan saat ini. (dya/aph)



