JAKARTA - Danantara Indonesia melalui sesi mingguan Coffee Morning menyampaikan perkembangan dan arah transformasi sejumlah perusahaan strategis yang berada dalam pengelolaan Danantara Asset Management.
Sesi dibuka oleh Rohan Hafas, Managing Director Stakeholders Management & Communications BPI Danantara Indonesia. Acara itu juga menghadirkan Febriany Eddy, Managing Director Business-3, Danantara Asset Management sebagai narasumber.
Diskusi berlangsung dengan nuansa kolaboratif dan informatif, menekankan pentingnya penguatan operasional, peningkatan kapasitas industri nasional, dan penyelarasan portofolio BUMN agar lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat dan dinamika pasar.
Seluruh langkah dilakukan secara terukur dan sejalan dengan prinsip tata kelola yang baik. Dalam paparannya, Febriany Eddy menjelaskan bahwa pemulihan Garuda Indonesia saat ini difokuskan pada proses Return to Service (RTS). Tujuannya untuk memastikan kesiapan armada dan keandalan layanan penerbangan. “Garuda Indonesia saat ini memiliki banyak pesawat yang grounded dan tidak dapat terbang karena belum bisa menjalani maintenance yang diperlukan. Ketika pesawat grounded, tidak ada revenue, sementara fixed cost terus berjalan. Semakin lama penundaan, semakin besar pula lubang yang harus ditutup,'' ujar Febriany dalam rilis yang diterima Jawa Pos, Senin (17/11). ''Hal itu menjadi prioritas pada tahap pertama agar Garuda Indonesia dapat segera melakukan maintenance yang dibutuhkan, sehingga pesawat Garuda, termasuk Citilink, dapat kembali memenuhi persyaratan untuk terbang secepatnya,” imbuhnya.
Transformasi Garuda Indonesia dijalankan secara bertahap dengan memperkuat empat pilar utama. Yakni, peningkatan layanan pelanggan, pengembangan model bisnis yang adaptif, penguatan operasional berbasis keselamatan dan keandalan, serta modernisasi teknologi untuk mendukung efisiensi. “Danantara Indonesia berkomitmen penuh mendukung Garuda Indonesia. Namun, dalam proses transformasi ini, komitmen penuh dari Danantara Indonesia bukan free lunch. Bersama manajemen Garuda Indonesia, kami akan mengawal seluruh proses hingga tuntas,” tambah Febriany.
Sorotan untuk Krakatau Steel
Krakatau Steel juga menjadi salah satu fokus pembahasan, mengingat posisinya yang strategis dalam rantai pasok industri nasional. Kebutuhan baja domestik dan regional diproyeksikan terus meningkat seiring perkembangan sektor konstruksi, transportasi, dan manufaktur. “Pertumbuhan industri baja selalu selaras dengan pertumbuhan ekonomi. Karena itu, melihat industri baja tidak bisa hanya dari kondisi hari ini. Investasinya bersifat jangka panjang 10 sampai 15 tahun ke depan. You invest for tomorrow, not today. Tetapi hari ini industrinya tetap harus efisien dan efektif,” jelas Febriany.
Danantara Indonesia saat ini tengah mengevaluasi berbagai opsi pengembangan Krakatau Steel secara bertahap. Mulai dari pemulihan operasi, optimalisasi aset, hingga potensi kolaborasi teknologi. Seluruh langkah disusun dengan prinsip kehati-hatian untuk memastikan keberlanjutan industri baja nasional.
Dalam sektor aviasi, integrasi Pelita Air ke dalam Garuda Group diperkenalkan sebagai upaya penyelarasan ekosistem penerbangan nasional. Langkah ini bertujuan memperjelas segmentasi layanan, memperkuat pengelolaan armada, dan memastikan konsistensi kualitas layanan publik.
Pada tingkat portofolio, penyederhanaan struktur BUMN menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk meningkatkan fokus usaha dan efisiensi. Kemitraan strategis dimanfaatkan tidak hanya sebagai akses permodalan, tetapi juga sebagai pintu masuk teknologi, pasar, dan kapabilitas baru.
Menutup sesi, Danantara Indonesia menegaskan bahwa proses transformasi di seluruh sektor strategis akan terus dijalankan secara hati-hati, berbasis analisis, dan berorientasi pada kesinambungan jangka panjang. Garuda Indonesia dan Krakatau Steel diposisikan sebagai simpul penting dalam memperkuat konektivitas dan industri dasar, sementara penataan portofolio BUMN diarahkan untuk memastikan struktur usaha negara semakin efektif, kompetitif, dan memberikan nilai nyata bagi masyarakat. (*/oni)



