SURABAYA – Pelaku industri komponen bangunan menyadari bahwa penyerapan produk aplikatif untuk memperindah bangunan masih didominasi di kota besar. Mereka pun ingin memperluas pasarnya ke berbagai daerah di luar pasar utamanya. Mereka yakin, produk terbaru untuk desain interior dan eksterior juga diminati pasar daerah.
Creative Director Principle Collective Management (PCM) Indonesia Louis Lie menerangkan bahwa perkembangan teknologi komponen bangunan tumbuh pesat. Namun, adopsi produk teknologi tinggi tersebut belum merata. ’’Banyak yang sebenarnya membebaskan para arsitek untuk berkreasi dalam satu bangunan. Namun, implementasinya kebanyakan hanya di kota-kota besar,’’ jelasnya saat menggelar ConNext di Surabaya Kamis (13/11).
Salah satunya produk panel dinding yang pemanfaatannya semakin luas. Saat ini, ada produk wall panel eksterior dengan karakteristik lentur. Sehingga, arsitek bisa mendekorasi fasad dengan berbagai tekstur. Sebab, bahan panel dinding tersebut terbuat dari clay. ”Dulu, dinding marmer butuh pengerjaan lama dan mahal. Sekarang, banyak bahan pengganti yang lebih murah tapi tidak murahan,’’ tegasnya.
Pacu Penjualan
Karena itu, dia mengaku getol melakukan pertemuan antara brand yang dikelola dengan para arsitek di berbagai daerah. Terutama wilayah yang selama ini belum terjangkau oleh produk-produk tersebut, seperti Lampung, Palembang, atau Aceh.
Di kota-kota tersebut biasanya mereka mengajak 10-16 brand untuk berkumpul dan berdiskusi dengan arsitek atau pemilik toko bangunan lokal. Dia yakin, pendekatan tersebut nantinya meningkatkan penetrasi penjualan. ’’Kami percaya pertumbuhannya bisa antara 30-40 persen dengan langkah ini,’’ jelasnya. (bil/gal)



