BEIJING – Sistem persenjataan Tiongkok semakin canggih. Seperti dilaporkan South China Morning Post, Tiongkok telah membangun senjata sinar partikel
(particle beam weapons) yang ditempatkan di satelit. Pengembangan ini merupakan terobosan dalam teknologi senjata energi terarah (directed energy weapons/DEW) untuk menghancurkan satelit atau rudal balistik musuh.
Agar senjata sinar partikel berfungsi, dibutuhkan energi yang besar (daya tinggi) dan pengaturan waktu yang tepat (presisi). Sistem berdaya tinggi cenderung lambat, sementara sistem presisi seringkali tidak mampu menangani energi yang dibutuhkan. Namun, para ilmuwan Tiongkok mengklaim telah memecahkan masalah tersebut.
Dipimpin oleh Su Zhenhua dari DFH Satellite Co, Ltd (perusahaan satelit terbesar di Tiongkok), prototipe senjata sinar partikel yang dibuat mampu menghasilkan daya pulsa sebesar 2,6 megawatt dengan akurasi sinkronisasi 0,63 mikrodetik dalam uji coba di darat.
”Hasil uji prototipe menunjukkan bahwa metode baru ini memecahkan masalah pasokan daya yang tidak mencukupi dan akurasi kontrol yang menurun untuk peralatan antariksa berdaya tinggi,” tulis Su dalam jurnalnya.
Menurut Interesting Engineering, sistem itu mirip dengan konsep di film-film Hollywood seperti Star Wars (dengan Death Star yang menembakkan sinar energi untuk menghancurkan planet) atau Independence Day (senjata laser/alien yang menargetkan target dari orbit). Jadi, seperti senjata ruang angkasa yang menggunakan energi terfokus untuk serangan instan tanpa proyektil fisik.
Potensi Aplikasi Lebih Luas
Meskipun fokus utamanya adalah pada senjata sinar partikel, teknologi ini memiliki potensi aplikasi yang lebih luas. Sebut saja komunikasi laser, pendorong ion, dan radar berbasis luar angkasa untuk peperangan elektronik.
Teknologi ini juga berpotensi untuk sistem pertahanan satelit yang lebih efisien karena senjata energi terarah yang ditenagai panel surya dapat melumpuhkan target dengan biaya minimal.
Biaya Lebih Murah
Apa yang dilakukan Tiongkok muncul di tengah meningkatnya persaingan strategis di orbit dengan Amerika Serikat (AS). Negara Paman Sam telah merencanakan konstelasi Starshield – jaringan ribuan satelit kecil, tangguh, dan serbaguna – lantaran menganggap senjata tradisional seperti rudal menjadi kurang praktis untuk pertahanan ruang angkasa.
Dengan kata lain, menembak jatuh satelit murah yang bergerak cepat dengan rudal mahal tidak efisien dan tidak berkelanjutan. Sementara menembak dengan senjata seperti sinar partikel atau laser, yang hanya menggunakan listrik yang dihasilkan oleh panel surya, biaya per tembakan hampir nol. (lyn/dns)



