MEXICO CITY – Ribuan warga Meksiko memadati jalanan ibu kota pada Sabtu (15/11) untuk memprotes lemahnya keamanan nasional setelah pembunuhan Wali Kota Uruapan, Carlos Alberto Manzo Rodríguez, yang tewas ditembak kartel narkoba saat memimpin pemberantasan jaringan pengedar di wilayahnya. Aksi tersebut berujung ricuh dan menyebabkan sedikitnya 120 orang terluka.
Demonstrasi yang awalnya digerakkan oleh kelompok generasi Z itu berkembang menjadi mobilisasi besar setelah mendapat dukungan dari simpatisan oposisi. Para peserta aksi membawa spanduk, topi, dan simbol penghormatan kepada Manzo, yang dianggap berani menindak kelompok kriminal di negara bagian Michoacán.
“Dia dibunuh karena dia adalah orang yang mengirim petugas ke pegunungan untuk memerangi penjahat,” ujar Rosa Maria Avila, warga Michoacán berusia 65 tahun yang ikut berunjuk rasa. “Dia punya nyali untuk menghadapi mereka.”
Bentrok pecah ketika sekelompok peserta aksi merobohkan pagar logam di sekitar Istana Nasional, tempat Presiden Claudia Sheinbaum tinggal dan bekerja. Polisi antihuru-hara menembakkan gas air mata serta menggunakan alat pemadam kebakaran untuk membubarkan massa.
Sebagian demonstran meneriakkan kecaman terhadap aparat yang dianggap gagal melindungi Manzo. “Beginilah seharusnya kalian melindungi Carlos Manzo,” teriak mereka.
Aksi protes ini menambah tekanan terhadap Presiden Sheinbaum. Sheinbaum menuding kelompok sayap kanan dan pihak asing mencoba memanfaatkan gerakan anak muda dengan menyusupkan provokator serta menggunakan bot di media sosial untuk memperbesar mobilisasi. “Ini adalah gerakan yang dipromosikan dari luar negeri untuk melawan pemerintah,” katanya. (mia/gas)



