Keinginan menikmati konser dan melepas penat justru membawa seorang ibu tunggal asal Surabaya berinisial WA masuk dalam perangkap asmara palsu. Modus bujuk rayu hingga skenario perampokan membuatnya kehilangan tabungan miliaran rupiah.
JANDA 40 tahun berinisial WA tak pernah menyangka perjalanan ke Jakarta untuk menyaksikan konser Bruno Mars berubah menjadi awal dari tragedi finansial terbesar dalam hidupnya. Ibu satu anak itu menjadi korban love scamming atau penipuan dengan modus asmara. Pelakunya Heric Simphorien Mbouya, pria kelahiran Kamerun yang mengaku sebagai delegasi Unicef. Dengan rangkaian bujuk rayu dan tipu daya, Heric diduga menguras uang WA hingga mencapai Rp 2,1 miliar.
WA, warga Dukuh Pakis, Surabaya, dikenal sebagai ibu tunggal yang aktif berbisnis dan kerap bepergian ke berbagai kota hingga luar negeri untuk pekerjaan maupun melepas penat. Di sela kesibukannya pada 11–14 September 2024, dia terbang ke Jakarta untuk menonton konser Bruno Mars di Jakarta International Stadium (JIS).
Kenal di Apartemen
Demi mobilitas, dia menyewa sebuah kamar apartemen di Kemayoran, Jakarta Pusat, lokasi yang tanpa disadari menjadi titik awal perjumpaannya dengan sang penipu.
“Waktu di gym ini saya ketemu sama si Heric yang ngakunya namanya William dari Prancis,” tutur WA kepada Jawa Pos, kemarin (21/11).
Pria itu memperkenalkan diri sebagai staf Unicef, organisasi perlindungan anak, yang baru ditempatkan di Jakarta. Sambil tersenyum dan berbicara ramah, Heric meminta nomor ponsel WA karena mengaku butuh teman dan ingin belajar tentang Indonesia. “Awalnya sempat saya tolak, tapi dia terus yakinkan,” ujarnya.
Pelaku Menebar Rayuan
Perkenalan singkat itu berlanjut menjadi komunikasi rutin. Bahkan pada 6 Oktober 2024, Heric terbang ke Surabaya untuk menemuinya. WA mengingat betul bagaimana pria itu mulai menebar kata-kata manis. “Di bandara dia sudah bilang ‘love, love’. Tapi saya tidak ada perasaan,” kenangnya.
Namun semuanya berubah saat mereka kembali bertemu di Jakarta pada 16 Oktober 2024. Heric mengaku baru saja dipecat dari Unicef dengan alasan pemecatannya, katanya, adalah perjalanan ke Surabaya untuk menemui WA. “Di situ saya merasa feeling guilty. Sudah ada perasaan saya itu ada,” kata WA.
Mulai Minta Uang
Perasaan bersalah itu dimanfaatkan sepenuhnya. Heric mulai meminta bantuan keuangan. Ia mengaku membutuhkan modal Rp 5 miliar untuk memulai bisnis bersama rekan-rekannya yang masih bekerja di Unicef. WA menolak permintaan sebesar itu, namun karena sudah terlanjur jatuh hati, ia tetap memutuskan membantu sebisanya: Rp 2,1 miliar.
“Aku itu sudah falling in love. Atas permintaan dia pinjam Rp 5 M itu, saya bisa sediain Rp 2,1 M,” ucapnya lirih.
Dihadang Sekelompok Orang
Penyerahan uang itu rencananya dilakukan pada 14 Januari 2025 di hotel kawasan Kemayoran. Namun di tengah perjalanan, skenario berubah menjadi mimpi buruk. Sekelompok orang tiba-tiba menghadang dan mengaku sebagai perampok. Mereka menodongkan pistol kepada WA dan Heric. Di bawah ancaman senjata, WA hanya bisa pasrah ketika uang Rp 2,1 miliar beserta Heric ikut “dibawa kabur” oleh kawanan tersebut.
Buron Polisi
Belakangan WA sadar, skenario itu kemungkinan besar adalah bagian dari drama yang dirancang Heric dan komplotannya.
“Pelaku sudah masuk DPO (daftar pencarian orang), tetapi belum ditemukan,” jelas WA. Dia melaporkan kasus tersebut ke Polres Jakarta Pusat (Jakpus) dan kini masih dalam penanganan penyidik Polda Metro Jaya.
Hingga berita ini ditulis, Heric belum memberikan klarifikasi apa pun. Bagi WA, luka yang ditinggalkan bukan hanya kerugian materi. “Saya benar-benar merasa dipermainkan. Tapi saya berharap polisi bisa segera menangkap dia,” ujarnya.
Berstatus WNI dan Nikahi Wanita Cirebon
Dari hasil penelusuran korban, pelaku ternyata menggunakan identitas palsu saat berkenalan. Menurut WA, ketika berkenalan, pelaku mengaku bernama William Lebouw dan berasal dari Perancis. Ternyata, nama aslinya Heric Simphorien Mbouya, pria kelahiran Douala, Kamerun. Heric diketahui juga sudah tercatat sebagai warga negara Indonesia (WNI) sebagai warga Kedawung, Kabupaten Cirebon dan tidak pernah bekerja di Unicef sebagaimana yang diklaim.
Lebih lanjut, Heric juga ternyata telah memiliki anak dan istri. Keluarganya tinggal di Cirebon berbeda dengan keterangan awal yang menyatakan dia berstatus sebagai duda dengan status cerai mati. ”Dia ternyata sudah punya istri dan dua orang anak. Anak laki-laki sebelas tahun dan anak perempuan sepuluh tahun,” ujar WA.
Sontak saja hal tersebut membuat WA terkejut bukan kepalang. Sebab selama ini pernyataan cinta dan kasih sayang dari Heric ternyata hanya bualan semata. Dengan dalih untuk mendekatinya dan menjeratnya dengan modus love scamming. ”Saya tahu itu love scam dikasih tahu polisi setelah saya mengalami perampokan,” bebernya.
Kini laporan dugaan penipuan dengan kedok percintaan masih ditangani Polres Jakarta Pusat. Pihak kepolisian telah menerbitkan Daftar Pencarian Orang atas nama Heric Simphorien Mbouya dengan dugaan pelanggaran Pasal 368 KUHP tentang pemerasan dan Pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan pemberatan.
Pelaku diduga langsung melarikan diri ke luar negeri begitu tindakannya di laporkan ke kepolisian. ”Yang bersangkutan (Heric Simphorien Mbouya) dari hasil koordinasi Polres Jakpus dengan imigrasi sudah terbang ke luar negeri sejak Januari 2025,” ucap Kabidhumas Polda Metro Jaya Kombes Pol Budi Hermanto. (leh/gas)



