Loading...
Sabtu Legi, 15 November 2025
Jawa Pos

Selalu Ada Yang Baru!

Loading...
Home
Pameran
Home
›Pameran

Popaganda Menajamkan Pesan lewat Energi Pop Warna-Warni

Editor-Pameran
7 November 2025
Kreasi seni berjudul B 217 karya Sumbul Pranov menjadi salah satu karya yang mencuri perhatian di Popaganda.
Klik untuk perbesar

Kreasi seni berjudul B 217 karya Sumbul Pranov menjadi salah satu karya yang mencuri perhatian di Popaganda.

Popaganda menghadirkan lebih dari sekadar parade gaya pop art. Terselip pesan tegas di tengah gemerlap warna dan ledakan visual yang memanjakan mata.

Pameran Popaganda digarap oleh 17 seniman dari Indonesia dan Singapura. Gagasannya adalah menjelajahi cara budaya populer membentuk kesadaran masyarakat modern dari konsumsi visual, simbol sosial, hingga manusia menafsirkan identitas serta kekuasaan.

Kurator Pameran Joel Harumal menegaskan, Popaganda bukan hanya pesta warna atau permainan bentuk yang memikat. ”Kami ingin menyoroti bagaimana budaya populer membentuk cara kita melihat dunia modern, mulai dari konsumsi visual, simbol sosial, hingga cara kita menafsirkan identitas dan kekuasaan,” ujarnya.

Menurut Joel, benang merah antar karya justru muncul secara alami. Meski setiap seniman membawa gaya dan narasi masing-masing, keseluruhan pameran tetap berbicara dengan bahasa visual yang sama. Yakni, energi pop yang penuh warna namun tajam secara sosial. ”Tugas saya hanya menjaga agar ekspresi personal itu tidak kehilangan arah tema besar,” lanjutnya.

Atmosfer Multiragam

Salah satu karya yang mencuri perhatian adalah Standing Between the Birds Singing milik Agustan. Tiga figur boneka anak-anak dari lipatan kain tampak sederhana, namun menyimpan tafsir yang kompleks. Lewat simbol lembut itu, Agustan menggambarkan dunia yang diwarnai konflik global. Yakni, sebuah kontras antara kepolosan masa kecil dan kerasnya realitas dunia dewasa. ”Dia menyandingkan ikon modern dan tradisional untuk menyoroti absurditas permainan kekuasaan manusia,” jelas Joel.

Ada juga karya yang terasa hening dan penuh perenungan pribadi di tengah ledakan warna di Popaganda. Karya itu hasil kreasi Yaksa Agus. Baginya, Popaganda bukan sekadar ruang pamer. Yaksa menjadikannya wadah untuk menata ulang hubungan dengan tubuh dan kehidupannya. Sebagai penyintas hemofilia, Yaksa membawa dua seri karya yang seluruhnya dibuat dari kardus obat hemofilia.

Kardus itulah yang selama ini menemani Yaksa bertahan hidup. ”Awalnya cuma proyek main-main,” ujarnya sambil tersenyum. Yaksa pun ingin memanfaatkan kardus obat yang menumpuk tersebut. Dari ide spontan itu lahir seri karya berjudul Healthy and Happiness. Salah satunya wayang bertajuk Hale Puppet yang menjadi bagian di dalamnya. ”Saya ingin mencari kemungkinan baru untuk diri saya sendiri. Kardus obat ini nggak bisa dibuang sembarangan. Jadi saya olah, saya jadikan karya,” ujar Yaksa.

Baca Juga

Menyelami Karya Seni Keramik dan Patung di Main Bentuk, Main Warna, Medium Sama

Upaya Menyehatkan Mental

Produk farmasi seperti Hemoktine dan Nuvo Aid turut diubah menjadi media ekspresi. Obat-obatan itu membantu Yaksa menghentikan pendarahan sendi dan otot akibat hemofilia. Setiap potongan kardus menjadi seperti fragmen cerita harian dan catatan perjalanan seseorang yang berusaha berdamai dengan tubuhnya.

”Bagi saya, ini seperti menulis diary. Setiap karya adalah upaya menyusun clue harian, menyemangati diri bagaimana menciptakan mental yang sehat dan bahagia.” ungkap Yaksa.

Proses yang dijalani Yaksa tak selalu mudah. Seniman asal Jogjakarta itu sering dilanda bosan atau kehilangan semangat. ”Ketika bosan, belum tentu saya gambar. Kadang keluar puisi, kadang cuma diam. Tapi saya tulis saja, supaya tetap terhubung dengan prosesnya,” tuturnya.

Menurut Yaksa, dua seri karyanya itu menunjukkan bahwa kesehatan dan kebahagiaan harus diikhtiarkan. Dia menekankan untuk tidak patah semangat dengan penyakit. Bahkan, karya berbentuk wayang itu awalnya memang untuk menyemangati anak-anak yang sakit hemofilia. ”Saya hibur anak-anak ini dengan wayang dari kardus obat. Saya merasakan apa yang mereka rasakan,” ujarnya. (idr/kkn)

Galeri Foto

Seniman Agus Baqul menghadirkan karya Dunia Atas Bawah dan No Holyday No Holyland berupa manik-manik huruf penuh warna.
Klik untuk perbesar
1 / 2

Seniman Agus Baqul menghadirkan karya Dunia Atas Bawah dan No Holyday No Holyland berupa manik-manik huruf penuh warna.

Bagikan artikel ini

Most Read

1

Siapa Bilang Bikin Konten Butuh Studio? Sekarang Cukup Pakai OPPO Find X9 Series dengan Kamera Hasselblad 200MP dan Baterai Jumbo 7.500mAh!

Pameran
2

Popaganda Menajamkan Pesan lewat Energi Pop Warna-Warni

Pameran
3

Menyelami Karya Seni Keramik dan Patung di Main Bentuk, Main Warna, Medium Sama

Pameran

Berita Terbaru

Menyelami Karya Seni Keramik dan Patung di Main Bentuk, Main Warna, Medium Sama

Menyelami Karya Seni Keramik dan Patung di Main Bentuk, Main Warna, Medium Sama

Pameran•3 jam yang lalu
Siapa Bilang Bikin Konten Butuh Studio? Sekarang Cukup Pakai OPPO Find X9 Series dengan Kamera Hasselblad 200MP dan Baterai Jumbo 7.500mAh!

Siapa Bilang Bikin Konten Butuh Studio? Sekarang Cukup Pakai OPPO Find X9 Series dengan Kamera Hasselblad 200MP dan Baterai Jumbo 7.500mAh!

Pameran•6 November 2025
Home
›Pameran
›Popaganda Menajamkan Pesan lewat Energi Pop Warna-Warni
Kreasi seni berjudul B 217 karya Sumbul Pranov menjadi salah satu karya yang mencuri perhatian di Popaganda.
Pameran

Popaganda Menajamkan Pesan lewat Energi Pop Warna-Warni

Editor-7 November 2025
Klik untuk perbesar

Kreasi seni berjudul B 217 karya Sumbul Pranov menjadi salah satu karya yang mencuri perhatian di Popaganda.

Bagikan artikel ini

Popaganda menghadirkan lebih dari sekadar parade gaya pop art. Terselip pesan tegas di tengah gemerlap warna dan ledakan visual yang memanjakan mata.

Pameran Popaganda digarap oleh 17 seniman dari Indonesia dan Singapura. Gagasannya adalah menjelajahi cara budaya populer membentuk kesadaran masyarakat modern dari konsumsi visual, simbol sosial, hingga manusia menafsirkan identitas serta kekuasaan.

Kurator Pameran Joel Harumal menegaskan, Popaganda bukan hanya pesta warna atau permainan bentuk yang memikat. ”Kami ingin menyoroti bagaimana budaya populer membentuk cara kita melihat dunia modern, mulai dari konsumsi visual, simbol sosial, hingga cara kita menafsirkan identitas dan kekuasaan,” ujarnya.

Menurut Joel, benang merah antar karya justru muncul secara alami. Meski setiap seniman membawa gaya dan narasi masing-masing, keseluruhan pameran tetap berbicara dengan bahasa visual yang sama. Yakni, energi pop yang penuh warna namun tajam secara sosial. ”Tugas saya hanya menjaga agar ekspresi personal itu tidak kehilangan arah tema besar,” lanjutnya.

Atmosfer Multiragam

Salah satu karya yang mencuri perhatian adalah Standing Between the Birds Singing milik Agustan. Tiga figur boneka anak-anak dari lipatan kain tampak sederhana, namun menyimpan tafsir yang kompleks. Lewat simbol lembut itu, Agustan menggambarkan dunia yang diwarnai konflik global. Yakni, sebuah kontras antara kepolosan masa kecil dan kerasnya realitas dunia dewasa. ”Dia menyandingkan ikon modern dan tradisional untuk menyoroti absurditas permainan kekuasaan manusia,” jelas Joel.

Ada juga karya yang terasa hening dan penuh perenungan pribadi di tengah ledakan warna di Popaganda. Karya itu hasil kreasi Yaksa Agus. Baginya, Popaganda bukan sekadar ruang pamer. Yaksa menjadikannya wadah untuk menata ulang hubungan dengan tubuh dan kehidupannya. Sebagai penyintas hemofilia, Yaksa membawa dua seri karya yang seluruhnya dibuat dari kardus obat hemofilia.

Kardus itulah yang selama ini menemani Yaksa bertahan hidup. ”Awalnya cuma proyek main-main,” ujarnya sambil tersenyum. Yaksa pun ingin memanfaatkan kardus obat yang menumpuk tersebut. Dari ide spontan itu lahir seri karya berjudul Healthy and Happiness. Salah satunya wayang bertajuk Hale Puppet yang menjadi bagian di dalamnya. ”Saya ingin mencari kemungkinan baru untuk diri saya sendiri. Kardus obat ini nggak bisa dibuang sembarangan. Jadi saya olah, saya jadikan karya,” ujar Yaksa.

Baca Juga

Menyelami Karya Seni Keramik dan Patung di Main Bentuk, Main Warna, Medium Sama

Upaya Menyehatkan Mental

Produk farmasi seperti Hemoktine dan Nuvo Aid turut diubah menjadi media ekspresi. Obat-obatan itu membantu Yaksa menghentikan pendarahan sendi dan otot akibat hemofilia. Setiap potongan kardus menjadi seperti fragmen cerita harian dan catatan perjalanan seseorang yang berusaha berdamai dengan tubuhnya.

”Bagi saya, ini seperti menulis diary. Setiap karya adalah upaya menyusun clue harian, menyemangati diri bagaimana menciptakan mental yang sehat dan bahagia.” ungkap Yaksa.

Proses yang dijalani Yaksa tak selalu mudah. Seniman asal Jogjakarta itu sering dilanda bosan atau kehilangan semangat. ”Ketika bosan, belum tentu saya gambar. Kadang keluar puisi, kadang cuma diam. Tapi saya tulis saja, supaya tetap terhubung dengan prosesnya,” tuturnya.

Menurut Yaksa, dua seri karyanya itu menunjukkan bahwa kesehatan dan kebahagiaan harus diikhtiarkan. Dia menekankan untuk tidak patah semangat dengan penyakit. Bahkan, karya berbentuk wayang itu awalnya memang untuk menyemangati anak-anak yang sakit hemofilia. ”Saya hibur anak-anak ini dengan wayang dari kardus obat. Saya merasakan apa yang mereka rasakan,” ujarnya. (idr/kkn)

Galeri Foto

Seniman Agus Baqul menghadirkan karya Dunia Atas Bawah dan No Holyday No Holyland berupa manik-manik huruf penuh warna.
Klik untuk perbesar
1 / 2

Seniman Agus Baqul menghadirkan karya Dunia Atas Bawah dan No Holyday No Holyland berupa manik-manik huruf penuh warna.

Most Read

1

Siapa Bilang Bikin Konten Butuh Studio? Sekarang Cukup Pakai OPPO Find X9 Series dengan Kamera Hasselblad 200MP dan Baterai Jumbo 7.500mAh!

Pameran
2

Popaganda Menajamkan Pesan lewat Energi Pop Warna-Warni

Pameran
3

Menyelami Karya Seni Keramik dan Patung di Main Bentuk, Main Warna, Medium Sama

Pameran

Berita Terbaru

Menyelami Karya Seni Keramik dan Patung di Main Bentuk, Main Warna, Medium Sama

Menyelami Karya Seni Keramik dan Patung di Main Bentuk, Main Warna, Medium Sama

Pameran•3 jam yang lalu
Siapa Bilang Bikin Konten Butuh Studio? Sekarang Cukup Pakai OPPO Find X9 Series dengan Kamera Hasselblad 200MP dan Baterai Jumbo 7.500mAh!

Siapa Bilang Bikin Konten Butuh Studio? Sekarang Cukup Pakai OPPO Find X9 Series dengan Kamera Hasselblad 200MP dan Baterai Jumbo 7.500mAh!

Pameran•6 November 2025

KORAN JAWA POS

Instagram

  • @koran.jawapos
  • @jawapos.foto
  • @jawapossport

YouTube

  • @jawaposnews

TikTok

  • @koranjawapos

Email Redaksi

  • editor@jawapos.co.id

Berlangganan Koran

Hubungi WhatsApp:

+628113475001

© 2025 Koran Online. All rights reserved.

KORAN JAWA POS
Instagram:@koran.jawapos@jawapos.foto@jawapossport
Twitter:@koran_jawapos
YouTube:@jawaposnewsTikTok:@koranjawapos
Email Redaksi:editor@jawapos.co.id
Berlangganan Koran Hubungi WA:+628113475001