NATALIUS Pigai punya cara sendiri untuk menghormati sosok yang ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Yakni Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dan aktivis buruh Marsinah. Kedua tokoh itu diabadikan sebagai nama gedung dan ruang pelayanan publik di kantor pusat Kementerian Hak Asasi Manusia (HAM)
Pria yang menjabat sebagai Menteri HAM itu menilai, Gus Dur bukan hanya pemimpin nasional, tetapi juga tokoh dunia yang berperan besar dalam memperjuangkan perdamaian dan melawan diskriminasi.
“Dari ujung Papua ketika orang Papua menyampaikan pendapat, pikiran, dan perasaan tentang ketidakadilan, Gus Dur hadir. Ketika orang Aceh menyanyikan hal yang sama, Gus Dur di situ hadir,” ujar Pigai di kantornya, Selasa (11/11) lalu.
Dia menjelaskan, penamaan Gedung Kementerian HAM dengan nama Kiai Haji Abdurrahman Wahid dimaksudkan agar semangat dan nilai-nilai yang diwariskan Gus Dur bisa dirasakan setiap orang yang datang maupun bekerja di sana.
Pigai juga mengabadikan nama Marsinah sebagai nama Ruang Pelayanan Publik. Marsinah, aktivis buruh yang gugur pada 1993, dikenang karena keberaniannya memperjuangkan hak-hak pekerja.
“Dia meninggal, dia mati demi memperjuangkan keadilan,” ucap Pigai. (bry/bas)



