Loading...
Sabtu Legi, 15 November 2025
Jawa Pos

Selalu Ada Yang Baru!

Loading...
Home
Guru Menulis
Home
›Guru Menulis

Membawa Interactive Flat Panel ke Ranah Pembelajaran Mendalam

Editor-Guru Menulis
7 November 2025
Membawa Interactive Flat Panel ke Ranah Pembelajaran Mendalam
Klik untuk perbesar

oleh: Rusdi Cahyono, S.Kom (Guru UPT SMP Negeri 15 Gresik)

Baru-baru ini, sekolah kita kedatangan TV pintar (smart TV). Bau spidol yang menyengat atau debu kapur yang berterbangan perlahan tergantikan oleh layar sentuh yang mengilap: Interactive Flat Panel (IFP).

Kehadirannya menjanjikan modernitas. Tapi, mari kita jeda sejenak dan bertanya jujur pada diri sendiri: apakah alat canggih ini benar-benar mengubah cara siswa kita belajar, atau piranti itu hanya sekadar papan tulis yang lebih mahal?

Sering kali kita, para guru, terjebak pada “zona nyaman”. Kita menggunakan teknologi baru dengan cara mengajar lama. Materi PowerPoint yang dulu kita tayangkan melalui LCD proyektor, kini ditampilkan di IFP. Siswa tetap duduk manis, menyimak, lalu mencatat.

Jika praktiknya masih seperti ini, kita baru menyentuh kulitnya. Kita belum memanfaatkan esensi dari kata interaktif yang menjadi nama depannya. Ironis, bukan?

Kita punya alat kolaborasi, tapi yang terjadi masih satu arah. Kita punya akses ke visualisasi tak terbatas, tapi kita masih terpaku pada teks. Padahal, jika kita mau sedikit “repot”, IFP punya potensi menguatkan pembelajaran mendalam (deep learning).

Pembelajaran mendalam ini bukan sekadar hafalan untuk ujian, tapi juga membantu siswa lebih paham. Mereka bisa melihat koneksi antarkonsep, berpikir kritis, dan akhirnya mampu menerapkan ilmunya untuk memecahkan masalah baru. Ini adalah level “Aha, saya paham!” bukan sekadar “Oh, begitu.”

Lalu, bagaimana IFP bisa membantu kita sampai di sana? Pertama, IFP adalah jendela visualisasi yang ajaib. Dengan IFP, saya bisa memutar simulasi 3D. Siswa bisa maju, menyentuh layar, memperbesar sel darah merah, atau mengikuti alirannya ke jantung. Siswa tidak hanya “tahu”, mereka juga “melihat” dan “mengalami”. Melihat mata mereka berbinar saat menemukan sesuatu adalah kepuasan yang tak ternilai.

Kedua, IFP adalah katalisator kolaborasi sejati. Dengan IFP, siswa bisa melakukan brainstorming langsung di layar secara bersamaan. Ruang kelas yang tadinya senyap kini riuh dengan diskusi. IFP merobohkan sekat. Siswa yang mungkin pemalu untuk bicara bisa ikut berkontribusi dengan mengetik idenya.

Peran guru bergeser dari penceramah menjadi fasilitator. Siswa beralih peran dari konsumen informasi pasif menjadi produsen pengetahuan aktif.

Baca Juga

Umpan Balik Metode Konten Pelajaran Bahasa Indonesia Materi Pidato di Kelas 8 UPT SMPN 7 Gresik

Tentu saja, IFP bukan tongkat sihir. Alat ini akan tetap bisu jika tidak didukung oleh desain pembelajaran yang tepat dari kita. Pertanyaan yang harus kita ajukan pada diri sendiri bukan lagi, “Apa saja fitur IFP ini?” tetapi “Aktivitas berpikir kritis apa yang bisa saya rancang dengan IFP ini?”

Pada akhirnya, IFP bisa jadi sia-sia jika hanya menjadi pajangan atau alat presentasi yang lebih keren. Pembelajaran mendalam itu soal membangun makna, bukan sekadar menonton tayangan. Mari kita gunakan teknologi ini untuk memantik rasa ingin tahu yang otentik dan membangun pemahaman yang lebih kokoh bagi masa depan anak didik kita. (*/ris)

Bagikan artikel ini

Most Read

1

Umpan Balik Metode Konten Pelajaran Bahasa Indonesia Materi Pidato di Kelas 8 UPT SMPN 7 Gresik

Guru Menulis
2

Membawa Interactive Flat Panel ke Ranah Pembelajaran Mendalam

Guru Menulis

Berita Terbaru

Umpan Balik Metode Konten Pelajaran Bahasa Indonesia Materi Pidato di Kelas 8 UPT SMPN 7 Gresik

Umpan Balik Metode Konten Pelajaran Bahasa Indonesia Materi Pidato di Kelas 8 UPT SMPN 7 Gresik

Guru Menulis•2 hari yang lalu
Menyiapkan Murid Menjadi Sang Juara Kehidupan

Menyiapkan Murid Menjadi Sang Juara Kehidupan

Guru Menulis•29 Oktober 2025
Home
›Guru Menulis
›Membawa Interactive Flat Panel ke Ranah Pembelajaran Mendalam
Membawa Interactive Flat Panel ke Ranah Pembelajaran Mendalam
Guru Menulis

Membawa Interactive Flat Panel ke Ranah Pembelajaran Mendalam

Editor-7 November 2025
Klik untuk perbesar

Bagikan artikel ini

oleh: Rusdi Cahyono, S.Kom (Guru UPT SMP Negeri 15 Gresik)

Baru-baru ini, sekolah kita kedatangan TV pintar (smart TV). Bau spidol yang menyengat atau debu kapur yang berterbangan perlahan tergantikan oleh layar sentuh yang mengilap: Interactive Flat Panel (IFP).

Kehadirannya menjanjikan modernitas. Tapi, mari kita jeda sejenak dan bertanya jujur pada diri sendiri: apakah alat canggih ini benar-benar mengubah cara siswa kita belajar, atau piranti itu hanya sekadar papan tulis yang lebih mahal?

Sering kali kita, para guru, terjebak pada “zona nyaman”. Kita menggunakan teknologi baru dengan cara mengajar lama. Materi PowerPoint yang dulu kita tayangkan melalui LCD proyektor, kini ditampilkan di IFP. Siswa tetap duduk manis, menyimak, lalu mencatat.

Jika praktiknya masih seperti ini, kita baru menyentuh kulitnya. Kita belum memanfaatkan esensi dari kata interaktif yang menjadi nama depannya. Ironis, bukan?

Kita punya alat kolaborasi, tapi yang terjadi masih satu arah. Kita punya akses ke visualisasi tak terbatas, tapi kita masih terpaku pada teks. Padahal, jika kita mau sedikit “repot”, IFP punya potensi menguatkan pembelajaran mendalam (deep learning).

Pembelajaran mendalam ini bukan sekadar hafalan untuk ujian, tapi juga membantu siswa lebih paham. Mereka bisa melihat koneksi antarkonsep, berpikir kritis, dan akhirnya mampu menerapkan ilmunya untuk memecahkan masalah baru. Ini adalah level “Aha, saya paham!” bukan sekadar “Oh, begitu.”

Lalu, bagaimana IFP bisa membantu kita sampai di sana? Pertama, IFP adalah jendela visualisasi yang ajaib. Dengan IFP, saya bisa memutar simulasi 3D. Siswa bisa maju, menyentuh layar, memperbesar sel darah merah, atau mengikuti alirannya ke jantung. Siswa tidak hanya “tahu”, mereka juga “melihat” dan “mengalami”. Melihat mata mereka berbinar saat menemukan sesuatu adalah kepuasan yang tak ternilai.

Kedua, IFP adalah katalisator kolaborasi sejati. Dengan IFP, siswa bisa melakukan brainstorming langsung di layar secara bersamaan. Ruang kelas yang tadinya senyap kini riuh dengan diskusi. IFP merobohkan sekat. Siswa yang mungkin pemalu untuk bicara bisa ikut berkontribusi dengan mengetik idenya.

Peran guru bergeser dari penceramah menjadi fasilitator. Siswa beralih peran dari konsumen informasi pasif menjadi produsen pengetahuan aktif.

Baca Juga

Umpan Balik Metode Konten Pelajaran Bahasa Indonesia Materi Pidato di Kelas 8 UPT SMPN 7 Gresik

Tentu saja, IFP bukan tongkat sihir. Alat ini akan tetap bisu jika tidak didukung oleh desain pembelajaran yang tepat dari kita. Pertanyaan yang harus kita ajukan pada diri sendiri bukan lagi, “Apa saja fitur IFP ini?” tetapi “Aktivitas berpikir kritis apa yang bisa saya rancang dengan IFP ini?”

Pada akhirnya, IFP bisa jadi sia-sia jika hanya menjadi pajangan atau alat presentasi yang lebih keren. Pembelajaran mendalam itu soal membangun makna, bukan sekadar menonton tayangan. Mari kita gunakan teknologi ini untuk memantik rasa ingin tahu yang otentik dan membangun pemahaman yang lebih kokoh bagi masa depan anak didik kita. (*/ris)

Most Read

1

Umpan Balik Metode Konten Pelajaran Bahasa Indonesia Materi Pidato di Kelas 8 UPT SMPN 7 Gresik

Guru Menulis
2

Membawa Interactive Flat Panel ke Ranah Pembelajaran Mendalam

Guru Menulis

Berita Terbaru

Umpan Balik Metode Konten Pelajaran Bahasa Indonesia Materi Pidato di Kelas 8 UPT SMPN 7 Gresik

Umpan Balik Metode Konten Pelajaran Bahasa Indonesia Materi Pidato di Kelas 8 UPT SMPN 7 Gresik

Guru Menulis•2 hari yang lalu
Menyiapkan Murid Menjadi Sang Juara Kehidupan

Menyiapkan Murid Menjadi Sang Juara Kehidupan

Guru Menulis•29 Oktober 2025

KORAN JAWA POS

Instagram

  • @koran.jawapos
  • @jawapos.foto
  • @jawapossport

YouTube

  • @jawaposnews

TikTok

  • @koranjawapos

Email Redaksi

  • editor@jawapos.co.id

Berlangganan Koran

Hubungi WhatsApp:

+628113475001

© 2025 Koran Online. All rights reserved.

KORAN JAWA POS
Instagram:@koran.jawapos@jawapos.foto@jawapossport
Twitter:@koran_jawapos
YouTube:@jawaposnewsTikTok:@koranjawapos
Email Redaksi:editor@jawapos.co.id
Berlangganan Koran Hubungi WA:+628113475001