Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas hadir di kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jumat (14/11). Di hadapan mahasiswa, Tony memberikan kuliah umum terkait peran mahasiswa dalam perkembangan dunia pertambangan.
Kuliah umum itu bertemakan “Pertambangan Terintegrasi dari Hulu ke Hilir untuk Masa Depan yang Berkelanjutan".
Dalam kegiatan itu, Tony mengatakan bahwa pertambangan akan menjadi pilar penting dalam perkembangan teknologi dan Energi Baru Terbarukan (EBT). Peluang itu membutuhkan kontribusi generasi muda untuk berkontribusi di industri pertambangan masa depan.
"Transisi global menuju EBT tidak dapat dilepaskan dari keberadaan mineral tambang. Berbagai studi dan proyeksi para ahli menunjukkan bahwa permintaan terhadap mineral tambang akan terus meningkat dalam 20 hingga 30 tahun mendatang, seiring dengan transisi global menuju energi bersih”, kata Tony.
Ia mengatakan hingga saat ini belum ada material yang mampu menggantikan tembaga sebagai penghantar listrik yang baik dan ekonomis.
“Produk tambang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Dari kita bangun tidur, aktivitas seharian hingga kembali tidur, kehidupan kita tidak bisa lepas dari produk tambang,” kata Tony.
Karena itu, pengelolaan tambang yang bertanggung jawab dan berkelanjutan menjadi sangat penting untuk mendukung masa depan energi dunia.
Sekitar 1.300 mahasiswa mengikuti kegiatan ini. Selama satu jam kuliah umum, mereka menyimak langsung paparan yang memberikan wawasan mengenai peran strategis industri pertambangan, khususnya tembaga, dalam mendukung transisi energi dan perkembangan teknologi global.
Sesi berlangsung interaktif dengan antusiasme tinggi, terlihat dari banyaknya pertanyaan mahasiswa seputar industri, teknologi pertambangan, hingga pengembangan karier di perusahaan global.
Di akhir paparannya, mahasiswa mendaulat Tony untuk berbagi tips kiat bagi mahasiswa agar sukses dalam karir. “Yang pertama adalah belajar dengan rajin, tidak hanya dari perkuliahan, tetapi juga dari berbagai sumber untuk memperluas wawasan,” katanya.
Kedua, untuk bisa bekerja di perusahaan internasional, berpikirlah secara global. Act locally but think globally. “Saya selalu berpegang pada empat hal, yaitu bekerja dengan disiplin, fokus, jujur, dan yang terpenting adalah tulus. Ketulusan adalah kunci, karena ketika kita bekerja dengan niat yang benar, penghargaan akan datang dengan sendirinya,” ungkap Tony.
Rektor ITS Prof. Bambang Pramujati menyampaikan apresiasi atas kehadiran Tony Wenas dan kontribusi PTFI dalam mendorong pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) pertambangan nasional.
Ia menjelaskan tahun 2025 merupakan tahun pertama dibukanya Program Studi Teknik Pertambangan di ITS, dan animo mahasiswa terhadap program ini sangat tinggi. “ITS baru saja membuka Program Studi Teknik Pertambangan, dan meskipun baru angkatan pertama, peminatnya sudah luar biasa banyak.
"Paparan Pak Tony tentu semakin memotivasi mahasiswa kami untuk mendalami dunia pertambangan. Kami berharap kolaborasi dengan industri, khususnya PTFI, dapat memperkuat pengembangan SDM dan teknologi pertambangan di Indonesia,” ujar Prof. Bambang. (son/ris)



