SIDOARJO – Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sedati mendapat sorotan. Proyek rumah sakit di wilayah timur itu dinilai berjalan lambat. Digarap mulai Juli 2025, saat ini pembangunannya masih 13 persen.
Berdasarkan laporan evaluasi mingguan, keterlambatan pekerjaan terbilang signifikan. Pada minggu ke-13 yakni 14 sampai 20 Oktober 2025 seharusnya progres mencapai 42,04 persen. Namun realisasi di lapangan baru 8,57 persen.
Sedangkan minggu ke-14 atau periode 21 sampai 27 Oktober 2025, dari target sebesar 50,99 persen baru tercapai 10,53 persen. Sehingga keterlambatan pekerjaan mencapai lebih dari 40 persen dari jadwal yang direncanakan. Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan (SDK) Dinas Kesehatan (Dinkes) Sidoarjo dr Rahmi Afiyanti mengakui bahwa hasil pemantauan di lapangan memang menunjukkan progres yang masih jauh dari target.
Meski begitu, pihak kontraktor tetap optimistis bisa mengejar keterlambatan pekerjaan tersebut. ”Kontraktor menyampaikan komitmen untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal. Target mereka, pertengahan Desember nanti progres bisa mencapai 75 persen,” ujar Rahmi kemarin (5/11).
Rahmi mengungkapkan, jika pengerjaan tidak sesuai dengan target yang tercantum dalam kontrak, maka akan ada konsekuensi sesuai ketentuan. Pemkab akan melakukan pengawasan. ”Awal bulan ini proyek sudah masuk tahap evaluasi ketiga. Tapi akan terus kami pantau,” tambahnya.
Wakil Bupati Sidoarjo Mimik Idayana berharap pembangunan rumah sakit yang sudah lama dinantikan warga Sedati itu bisa segera rampung tanpa harus menunggu perpanjangan waktu. ”Kalau tidak selesai sesuai jadwal, tentu ada mekanisme otomatis yang berlaku di dalam kontrak,” ujarnya. (eza/hen)



