SIDOARJO – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyiapkan pilot project One Stop Service (OSS) untuk mempercepat deteksi penyakit tuberkulosis (TBC) di delapan provinsi, termasuk Jawa Timur. Layanan skrining satu atap ini memungkinkan pemeriksaan TBC dilakukan langsung di puskesmas atau klinik tanpa perlu laboratorium besar.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, OSS merupakan inovasi layanan yang menggabungkan rontgen dada, tekanan darah atau Point of Care Testing (POCT), dan alat Tes Cepat Molekuler (TCM) dalam satu paket pemeriksaan. 乃ahun ini kami mulai pilot project di 100 puskesmas,�ujarnya selepas acara Ceramah Kesehatan di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) kemarin (9/11).
Menurut Budi, alat tes yang digunakan dalam program ini berbentuk kecil dan praktis. Serupa dengan test Covid-19. Hasilnya pun akurat seperti pemeriksaan laboratorium. ”TBC ini kan selama ini pemeriksaannya butuh waktu lama karena harus lewat lab. Sekarang cukup di-swab di area mulut, langsung ketahuan,” jelasnya.
Sebelum diperluas, Kemenkes telah melakukan uji coba awal di delapan puskesmas di Bandung, Kota Bogor, dan Kota Semarang serta di sejumlah universitas. Hasilnya menunjukkan efektivitas OSS dalam mempercepat skrining TBC di masyarakat.
Budi mengatakan, Jatim menjadi salah satu provinsi dengan beban TBC tertinggi secara nasional. Saat ini ada 116.538 kasus. Dengan penerapan OSS, pemerintah berharap layanan deteksi TBC di fasilitas kesehatan dasar seperti puskesmas dan klinik bisa semakin cepat, mudah, dan menjangkau lebih banyak masyarakat.(eza/hen)



