SIDOARJO – Pemkab Sidoarjo melalui dinas kesehatan (Dinkes) berupaya mempercepat layanan evakuasi kedaruratan. Termasuk penanganan korban kecelakaan lalu lintas (laka lantas) di jalan raya. Salah satu upaya yang dilakukan yakni memasang GPS di 62 ambulans yang terhubung dengan pusat komando (Command Center) dari Public Safety Center (PSC) 119.
Kebijakan baru tak lepas dari tingginya permintaan mobil ambulans. Dari data PSC 119, selama sepuluh bulan terakhir laporan permintaan bantuan ambulans mencapai 2.814 panggilan. Paling banyak permintaan bantuan di wilayah Sidoarjo, Waru, Gedangan, dan Taman. Panggilan juga datang dari luar Sidoarjo, jumlahnya mencapai 36 laporan.
Nah, dari 2.814 panggilan yang masuk 60 persen merupakan laporan penanganan laka lantas. Sehingga penanganannya harus cepat. Sedangkan sisanya seperti laporan evakuasi untuk pengantaran ke RS, hingga pengecekan kesehatan di lokasi.
Operator Bisa Memantau Ambulans Terdekat
Kabid Pelayanan Kesehatan Dinkes Sidoarjo dr. Danang Abdul Ghani mengungkapkan, pemasangan GPS menjadi langkah penting untuk mempercepat penugasan armada. ”Jadi petugas operator PSC 119 bisa memantau posisi ambulans terdekat dengan laporan dan nantinya bisa cepat menentukan unit terdekat dengan lokasi kejadian,” ujarnya kemarin (18/11).
Danang menjelaskan, GPS tersebut terpasang di ambulans milik 31 puskesmas, 24 rumah sakit, serta sejumlah ambulans relawan. Seluruhnya terintegrasi dalam sistem pemantauan terpadu sehingga koordinasi antararmada semakin efisien.
Respon Maksimal 15 Menit
Dengan dukungan teknologi ini, Dinkes menargetkan waktu respons maksimal 15 menit dari fasilitas kesehatan menuju lokasi kejadian. Bahkan dengan GPS diharapkan bisa kurang dari 15 menit. ”Respon cepat sangat krusial untuk menekan risiko mortalitas maupun morbiditas pada pasien gawat darurat,” paparnya.
Danang mengungkapkan, program pemasangan GPS didapatkan dari dukungan CSR. (eza/hen)



