DI TENGAH gelapnya jalan lintas di Kalimantan Barat, Anang (nama samaran), seorang sopir truk melihat sesosok makhluk tinggi kurus menjulang di pinggir hutan. Makhluk itu oleh warga disebut hantu Jeranjang.
Anang masih ingat betul, malam itu, sekitar pukul 02.30, deru mesin truk pengangkut sawit yang dikendarainya memecah sunyi di jalur pedalaman Kalimantan Barat. Kabut tipis turun dari perbukitan, dan hanya cahaya lampu sorot truk yang memotong kegelapan. Bagi Anang, pria 28 tahun asal Lamongan, Jawa Timur, yang sudah lama merantau di Kalimantan itu menjadi sopir truk membuatnya terbiasa dengan sunyi, gelap, dan cerita mistis dari para pengemudi lain.
Namun malam itu berbeda. Dia mengaku menyaksikan sesuatu yang tak pernah ia bayangkan. “Saya pikir itu batang pohon tumbang,” ujar Anang, menceritakan kembali kejadian dua bulan lalu.
Ketika sudah dekat, badan makhluk itu bergerak. "Sosoknya setinggi tiang listrik, dengan postur kurus memanjang. Kulitnya pucat kusam, beberapa bagian terlihat seperti terkelupas. Seluruh tubuhnya terbungkus kain kafani kecoklatan penuh tanah dan bercak hitam," tuturnya.
Menurut Anang, makhluk itu bermata merah. Namun, bukan merah menyala, tetapi merah tua, seperti orang yang menangis darah. “Tangannya panjang sekali, hampir sampai tanah. Waktu truk saya lewat, dia nengok pelan. Pelan banget. Kepalanya sampai bunyi krek kayak kayu patah,” ungkapnya.
Hantu Pengembara
Menurut penuturan warga sekitar, Jeranjang dikenal sebagai hantu pengembara yang berkeliaran di hutan Kalimantan Barat. Dia disebut-sebut sebagai roh gentayangan dari orang yang mati penasaran di zaman penjajahan, atau makhluk setengah manusia yang hidup menyendiri di hutan. Cerita tentangnya memang sudah lama menjadi bagian dari folklor lokal, tetapi jarang ada kesaksian sedetail milik Anang.
Begitu melihat sosok itu, Anang mengaku langsung menginjak gas. Tangannya gemetar memegang setir, dan kakinya sulit mengontrol pedal. Di kaca spion, ia sempat melihat bayangan tinggi itu berdiri diam, seakan hanya mengawasinya.
“Sampai di pos istirahat, saya turun. Lutut rasanya mau lepas. Teman-teman sopir tanya kenapa saya pucat. Saya cerita, dan mereka langsung bilang: ‘Kamu ketemu Jeranjang."
Pilih Rute Lain
Sejak kejadian itu, Anang mengaku enggan melewati rute yang sama di atas tengah malam. Dia lebih memilih menunggu rombongan truk lain atau menepi sampai pagi.
“Mungkin orang bilang saya halu, capek di jalan,” katanya. “Tapi saya yakin apa yang saya lihat itu nyata. Jalannya gelap, sunyi, dan hutan di kanan-kiri terlalu banyak hal yang tidak kita tahu.”
Legenda Hantu di Jalur Lintas Kalimantan
Para sopir truk lintas Kalimantan memang dikenal memiliki banyak pengalaman mistis. Jalan panjang yang sepi, minim penerangan, dan hutan lebat membuat cerita-cerita seperti ini muncul hampir setiap tahun.
Tidak sedikit sopir yang mengaku pernah melihat bayangan berjalan di tengah jalan, mendengar suara perempuan menangis di tikungan sepi, atau merasakan truknya mendadak berat seperti sedang ditumpangi sesuatu.
“Kalau nggak kuat mental, jangan nyopir malam di sini,” kata Anang. “Kadang yang bahaya bukan cuma jalannya, tapi juga apa yang ada di sekitarnya.”
Meski kebenaran kisah itu sulit dibuktikan, cerita Anang menambah panjang daftar legenda hantu jalanan Kalimantan Barat. Mengingatkan bahwa bagi sebagian orang, antara dunia yang terlihat dan yang tidak terkadang hanya dipisahkan oleh lampu truk yang temaram. (gas)

