Surabaya memiliki jejak penting dalam sejarah Revolusi Kemerdekaan Indonesia pada 1945-1949. Mulai dari pelajar, tokoh masyarakat, hingga tentara-tentara kelaskaran bersatu-padu berjuang di garis depan. Semangat sekaligus identitas perjuangan tersebut harus diestafetkan lintas generasi.
Salah satu komunitas yang intens menularkan semangat peringatan Hari Pahlawan ke generasi muda adalah Komunitas Roodebrug Soerabaia. Untuk tahun ini, mereka mengadakan Refleksi Hari Pahlawan 2025 di SMKN 2 Surabaya. Agenda tahunan itu rutin dihelat setiap malam menjelang peringatan Hari Pahlawan.
Untuk tahun ini dihelat pada Minggu (9/11) malam. Kegiatan itu menjadi ajang mengenang perjuangan sekaligus menumbuhkan kembali kesadaran sejarah di kalangan pelajar.
Akar Historis SMKN 2 Surabaya
Ketua Roodebrug Soerabaia Satrio Sudarso mengatakan, ada motivasi tersendiri melibatkan SMKN 2 Surabaya. Sekolah itu memiliki akar historis kuat pada masa perjuangan. ”Dulu, Tentara Genie Pelajar atau TGP bermarkas di sini, saat sekolah ini masih bernama Kogyo Senmon Gakko,” ujarnya.
Jiwa kepahlawanan harus dijaga dan ditumbuhkan ke pelajar dan anak muda. Semangat menanamkan kepedulian memang menjadi misi Roodebrug Soerabaia. Kemasannya juga harus menarik dan relevan dengan generasi kekinian.
Untuk acara di SMKN 2, Roodebrug menghadirkan pembacaan monolog, puisi, hingga perenungan nilai sejarah. Ada juga dialog interaktif yang melibatkan penggiat sejarah dan budaya. Sesi-sesi itu bertujuan memperdalam pemahaman nilai-nilai yang dulu gigih dibela para pejuang.
Rawat Memori Kolektif
Pendekatan Roodebrug ke generasi muda mendapat apresiasi dari Heri Lentho. Ketua Komunitas Surabaya Juang itu mengatakan, upaya tersebut efektif merawat memori kolektif bangsa. Terutama jika disampaikan dengan metode berkomunikasi generasi muda saat ini.
”Yang harus kita lakukan sekarang ya menjaga memori kolektif untuk membangun karakter masyarakat. Apalagi kalau melihat masa depan harus belajar dari sejarah,” katanya. (had/kkn)



