JAKARTA - PT Bank Maybank Indonesia Tbk terus memperkuat penetrasi di segmen privilege banking. Hal itu seiring meningkatnya kebutuhan layanan perbankan dan manajemen kekayaan dari kalangan emerging affluent di Indonesia. Pengembangan layanan ini disebut bagian dari implementasi misi bank, Humanising Financial Services, serta strategi M25+ yang berfokus pada customer centricity.

Direktur Community Financial Services Maybank Indonesia Bianto Surodjo mengatakan, pihaknya melihat adanya kebutuhan layanan yang lebih spesifik dari nasabah di segmen privilege, yang pada dasarnya merupakan lapisan kelas menengah dengan kapasitas aset lebih besar dibandingkan mass market.

Menurut Bianto, segmen privilege menjadi salah satu fokus pertumbuhan Maybank Indonesia karena potensi peningkatan jumlah kelas menengah di Tanah Air. Tren pertumbuhan jumlah nasabah dan dana yang dikelola diproyeksikan bergerak positif hingga akhir 2025, dengan potensi kenaikan kembali pada paro pertama 2026.

“Nasabah di segmen ini semakin berkontribusi secara berkualitas dan berkelanjutan. Kami mengharapkan pertumbuhan di atas angka satu digit menjadi dua digit dalam lima tahun ke depan,” ujarnya saat media update bertajuk Quiet Investing — Strategi investasi #Mulaibijakfinansial bersama Maybank Privilege pada Rabu (19/11).

Maybank Indonesia Tbk menargetkan penambahan hingga 200.000 nasabah baru pada segmen privilege banking dalam tiga tahun ke depan. Bianto optimistis pertumbuhan nasabah baru segmen tersebut dapat mencapai double digit karena kalangan masyarakat menengah di Indonesia memilik porsi yang cukup besar dari total penduduk.

"Ekonomi kita sedang berprogres dalam jangka panjang, terutama berprogresnya karena jumlah kelas menengah atau middle class yang masuk di dalam usia produktif itu dari waktu ke waktu cukup banyak dan terus bertumbuh," ujarnya

Profil nasabah Privilege umumnya memiliki saldo dan kebutuhan finansial yang berbeda. Mereka cenderung memilih instrumen konservatif, meski mulai tampak kelompok yang lebih familiar dengan produk investasi progresif. Kondisi ini mendorong bank menyusun produk dan layanan yang sesuai karakter nasabah. Tidak sekadar menawarkan produk, tetapi menempatkan layanan sebagai mitra perencanaan keuangan jangka panjang.

Goal Based Investing

Pada kesempatan sama, Head Wealth Management & Segmentation Maybank Indonesia Aliang Sumitro memperkenalkan filosofi Quiet Investing. Aliang menekankan pentingnya ketenangan dan konsistensi dalam berinvestasi agar terhindar dari keputusan yang dipengaruhi emosi pasar. “Bukan tentang mengejar sensasi pasar atau keuntungan sesaat, melainkan tentang menumbuhkan kekayaan secara berkelanjutan,” katanya.

Strategi yang dianjurkan dalam pendekatan tersebut meliputi perencanaan portofolio berbasis tujuan (goal based investing), investasi berkala dan penerapan Rupiah Cost Averaging, serta diversifikasi lintas produk, kelas aset, negara, dan mata uang. Pendekatan ini dirancang untuk membantu investor mempertahankan fokus pada tujuan jangka panjang dan meminimalkan keputusan impulsif saat pasar bergejolak.

Maybank Indonesia menilai kombinasi karakter nasabah yang rasional dan langkah-langkah perencanaan tersebut memperkuat posisinya sebagai mitra finansial. Pengakuan internasional berupa penghargaan Best Wealth Management Platform dari Asian Banking & Finance pada 2024 dan 2025 disebut sebagai salah satu indikator kepercayaan pasar terhadap layanan wealth management bank. Dengan demikian, segmen Privilege dipandang sebagai salah satu pilar penting dalam strategi pertumbuhan berkelanjutan Maybank Indonesia ke depan. (als/wir/oni)