JAKARTA – Industri pembiayaan atau multifinance masih mencatatkan pertumbuhan positif di tengah perlambatan ekonomi nasional. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total piutang multifinance per September 2025 mencapai Rp 507,14 triliun atau tumbuh 1,07 persen secara tahunan (YoY).
Namun, laju pertumbuhan itu melambat cukup signifikan dibanding periode sama tahun lalu yang naik 9,39 persen YoY, bahkan lebih rendah dibanding Agustus 2025 yang tumbuh 1,26 persen YoY.
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK Agusman mengatakan, secara umum penyaluran sektor PVML per September 2025 mencapai Rp973,78 triliun, naik 5,06 persen YoY.
“Sektor PVML diperkirakan tetap tumbuh positif hingga akhir tahun, meski dihadapkan berbagai tantangan antara lain dinamika ekonomi,” ujar Agusman di Jakarta Kamis (13/11).
Promo Akhir Tahun
Dari sisi profitabilitas, kinerja industri multifinance tetap solid. Laba perusahaan pembiayaan per September 2025 tercatat Rp16,14 triliun, naik 10,54 persen dibanding bulan sebelumnya. Kenaikan itu didorong peningkatan pendapatan dari pembiayaan.Agusman optimistis tren positif tersebut akan berlanjut hingga akhir tahun.
“Promo jelang akhir tahun tentunya dapat mendorong pertumbuhan pembiayaan di industri multifinance. Per September 2025, penyaluran piutang pembiayaan yang terafiliasi dengan Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) meningkat 6,82 persen YoY menjadi Rp 228,52 triliun,” ungkapnya.
Risiko Terkendali
Dari sisi profil risiko, industri multifinance dinilai tetap sehat. Rasio non performing financing (NPF) gross berada di 2,47 persen, sedangkan NPF net di level 0,84 persen. Adapun rasio gearing tercatat 2,17 kali, jauh di bawah batas maksimum OJK sebesar 10 kali. “Rasio ini menunjukkan terjaganya kinerja industri multifinance,” kata Agusman. (mim/dio)



