Layanan transportasi online berbasis komunitas, Nesaride, berangkat dari kebutuhan dasar mobilitas mahasiswa. Mereka ingin tarif terjangkau dan tahu detail kebutuhan mahasiswa. Setelah dua tahun berdiri, sudah 114 driver dan ribuan mahasiswa yang memanfaatkan layanan itu.
Nugroho Galih Wicaksono, Gresik
Salsabila Nur Zahra sedang gundah. Dirinya mendapatkan beasiswa kuliah, tapi bingung membuat program untuk pengembangan akademik. Di saat yang sama, mahasiswa asal Kecamatan Manyar, Gresik itu juga butuh uang tambahan untuk jajan.
Zahra kemudian bersama Fattah Bima Maulana dan Nadhifah Awwaliyah pun membuka jasa ojek pada 2023 lalu. Pesan ojek dilayani lewat WhatsApp dari teman-temannya yang butuh transportasi. ”Dari kos ke kampus atau sebaliknya,” ucap Zahra.
Tarif yang lebih murah dari ojek online serta order yang lebih mudah dan cepat membuat permintaan meningkat drastis. Perlahan nama Nesaride pun terkenal di kampus Unesa Ketintang dan Lidah Wetan. Tidak hanya menerima orderan antar mahasiswa, tapi juga mengantar barang hingga layanan tour kampus.
”Orderan paling ramai kalau tidak anter makanan, ya wira-wiri mengurus dokumen skripsi. Paling hanya Rp 5 ribu biayanya,” ujar Zahra.
Setelah dua tahun berdiri, sekarang tidak hanya mengantar mahasiswa kos ke kampus. Tapi, juga ke tempat-tempat lain. Seperti stasiun atau terminal. ”Kalau Nesatour biasanya rame pas penerimaan mahasiswa baru,” kata perempuan 22 tahun itu.
Lonjakan permintaan tidak hanya oleh pengguna layanan. Mahasiswa yang ingin gabung menjadi driver pun melonjak. Hingga kini sudah ada 114 driver yang semuanya adalah mahasiswa. Dari bisnis yang hanya sekadar untuk nambah uang jajan, kini tiap driver bisa mendapatkan pemasukan hingga Rp 2 juta per bulan.
Mahasiswa yang wisuda November ini itu sudah membuka 10 grup WhatsApp. Masing-masing grup memiliki 1.000 pelanggan. Total sudah ada 10 ribu pengguna Nesaride. ”Memang order kita sampai sekarang berbasis Whatsapp. Lebih mudah dan cepat,” katanya.
Ke depan mahasiswa jurusan Sistem Informasi itu berencana mengembangkan bisnis itu. Dengan memperluas jangkauan lewat aplikasi. Begitu juga ekspansi ke kampus Unesa di Magetan. ”Ada juga rencana masuk ke universitas lain. Bahkan, sudah ada tawaran dari Malang,” kata anak kedua dari dua bersaudara itu.
Begitu dia lulus, Zahra tetap ingin melanjutkan yang sudah dia mulai. Sebab Nesaride tidak hanya soal bisnis. Tapi juga membantu tambahan uang jajan bagi mahasiswa. “Kita sudah punya NIB. Nesaride bukan hanya soal bisnis tapi sosialpreneur, sosial impact,” kata angkatan 2021 itu. (*/jun)



