SURABAYA - Kebutuhan kornea nasional hingga kini baru mampu dipenuhi 50 persen. Bahkan pemenuhan tersebut sebagian didatangkan dari luar negeri. Kondisi ini menjadi salah satu pembahasan serius dalam Surabaya Eye Bank Forum 2025 yang digelar Perhimpunan Perawatan Penderita Penyakit Mata Undaan (P4MU) kemarin (22/11).
Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno menegaskan bahwa kebutaan akibat kerusakan kornea bukan hanya masalah visual. Dampaknya merembet ke sisi sosial dan ekonomi keluarga. Pemerintah siap memperkuat ekosistem bank mata lewat kolaborasi lintas sektor. ”Kita perlu penguatan soal bank kornea," terangnya.
Dalam forum tersebut dibentuk tim kecil gabungan antara Kemenko PMK dan jejaring asosiasi bank mata. Task force itu bertugas mengidentifikasi hambatan teknis di lapangan sekaligus merumuskan langkah percepatan pemenuhan kebutuhan kornea domestik.
#Masih Banyak Hambatan
Ketua Badan Pengurus P4MU Arif Afandi menyebut persoalan terbesar adalah minimnya donor dan belum solidnya sinergi antarbank mata di Indonesia. "Forum ini menjadi titik awal untuk kolabarasi bersama," terangnya. Di RS Mata Undaan sendiri antrean penerima kornea mencapai sekitar 360 pasien. Namun kornea yang diterima hanya delapan per tahun.
Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak menambahkan, penyebaran tim eksisi kornea juga masih timpang. Jatim memiliki cukup banyak dokter mata, tetapi tenaga eksisi yang berwenang mengambil jaringan kornea donor masih terkonsentrasi di Surabaya. "Setelah ini nantinya kita bahas bagaimana persebaran tim eksisi di semua wilayah," jelasnya. (omy/gal)



