GRESIK- Pada musim haji 2025 lalu, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani terjun langsung menjadi petugas haji. Ia ikut mendampingi para jemaah asal Gresik menjalani seluruh prosesi ibadah di Tanah Suci.
Tak hanya itu, Gus Yani –sapaan akrabnya– juga memantau langsung kualitas layanan para jemaah. Secara umum, pelayanan sudah cukup baik. Meski demikian, tetap ada sejumlah catata n, terutama terkait layanan yang dibutuhkan jemaah namun belum terakomodasi.
Catatan-catatan itulah yang bakal dibenahi pada musim haji 2026. Karena itu, jelang pembahasan Rancangan APBD (RAPBD) 2026, Pemkab menyiapkan beberapa layanan tambahan bagi jemaah asal Gresik.
Salah satunya subsidi jasa sewa kursi roda dan petugas pendorong saat beribadah di kawasan Masjidil Haram, Makkah. Selama ini, jemaah –terutama lansia– harus merogoh kocek sekitar 300 riyal atau setara Rp 1,2 juta.
Pada musim haji 2026, Pemkab berencana mengalokasikan anggaran untuk menanggung sebagian biaya tersebut. ”Setiap tahunnya, 25 persen CJH dari Gresik adalah lansia. Sebagian di antaranya butuh kursi roda,” kata Gus Yani.
Jumlah itu, lanjut dia, masih berpotensi bertambah. Sebab, tak sedikit jemaah yang baru membutuhkan kursi roda setelah tiba di Tanah Suci. ”Karena itu, kita upayakan bisa memberikan subsidi penyediaan kursi roda ini,” ujarnya.
Selain itu, Pemkab juga mengevaluasi ketersediaan tenaga kesehatan. Selama ini, setiap kelompok terbang (kloter) berisi rata-rata 376 jemaah hanya dilayani satu dokter dan satu perawat.
Kondisi tersebut membuat petugas kesehatan kewalahan saat banyak jemaah membutuhkan penanganan medis. ”Makanya kita evaluasi agar pelaksanaan tahun berikutnya bisa lebih baik,” ucapnya.
Pemkab juga menjajaki opsi penambahan tenaga kesehatan dan obat-obatan. ”Sebab, stok sejumlah obat sempat menipis. Sampai-sampai, saya titip ke jemaah Gresik yang berangkat belakangan untuk membawa beberapa obat,” ungkapnya.
Sementara itu, Kasi Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Gresik Lulus mengatakan, ketersediaan kursi roda bagi jemaah lansia memang sangat penting.
Selama ini, pendataan jemaah yang membutuhkan kursi roda dilakukan oleh KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji). ”Setelah itu, mereka membayar biaya resmi 300 riyal,” jelasnya.
Selain itu, lanjut Lulus, keberadaan tenaga kesehatan juga sangat vital. Terutama saat pelaksanaan ibadah inti haji di Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina). ”Banyak jemaah kelelahan hingga kesehatannya drop. Sehingga nakes kloter cukup kewalahan,” tuturnya. (son/ris)




