GRESIK – Banjir akibat luapan Kali Lamong sejatinya sudah surut sejak kemarin (20/11). Ini seiring berkurangnya debit air di sungai yang melintasi empat kabupaten/kota tersebut.
Meski demikian, hingga kemarin, sedikitnya masih ada 380 rumah warga di Kecamatan Menganti yang tergenang banjir. Tak hanya itu, ratusan hektare sawah juga masih terendam.
Pemicunya, tanggul penahan banjir di wilayah Desa Pranti, Kecamatan Menganti, masih jebol. Titik tersebut diduga menjadi penyebab genangan air anak Kali Lamong meluber hingga menggenangi enam desa.
Hingga kemarin (20/11), Satgas Siaga Bencana Gresik mengebut perbaikan tangkis penahan banjir di Desa Pranti. Selain menerjunkan puluhan personel, sejumlah alat berat juga disiagakan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik Sukardi menjelaskan bahwa proses perbaikan tangkis ditargetkan rampung dalam dua hari. Mengingat, tangkis yang tergerus cukup panjang, yakni mencapai sembilan meter dengan kedalaman empat meter. ”Mumpung cuaca cerah, tinggi genangan juga berangsur surut berkisar 10 sentimeter," ungkapnya.
Berdasarkan data BPBD Gresik, selain masih terdapat 380 rumah warga yang terdampak banjir, ada 80 hektare sawah yang terendam. Seluruhnya tersebar di empat desa di Menganti. Yakni Bringkang, Pranti, Beton, dan Gadingwatu.
Untuk mempercepat surutnya genangan, Satgas Bencana memaksimalkan pompa penyedot air. ”Air terjebak karena drainase yang kurang memadai sehingga menyebabkan banjir meluap ke jalan dan permukiman," bebernya.
Situasi di Wilayah Lain
Di bagian lain, debit air Kali Lamong di wilayah hulu sebenarnya sudah berangsur surut. Seperti di wilayah Kecamatan Benjeng, Balongpanggang, hingga Kedamean.
Meski demikian, BPBD Gresik masih menerapkan status siaga merah Kali Lamong. ”Sebab, situasi bisa berubah sewaktu-waktu. Mengingat, luapan Kali Lamong terpengaruh air kiriman dari wilayah Mojokerto. Belum lagi potensi curah hujan yang tinggi," tandasnya. (yog/ris)



