JAKARTA - PT Prodia Widyahusada Tbk (Kode Saham: PRDA) kembali memperkuat posisinya sebagai pelopor layanan laboratorium klinik di Indonesia. Mereka meresmikan Prodia Clinical Multiomics Centre (PCMC) by Mass-Spectrometry Technology, bertepatan dengan 14 tahun berdirinya laboratorium mass spectrometry.
PCMC mengusung pendekatan multiomics yang memungkinkan deteksi dini penyakit dan strategi pengobatan personal. Sekaligus memperkuat komitmen Prodia menghadirkan precision medicine dengan hasil pemeriksaan yang akurat dan sesuai kebutuhan pasien.
Layanan ini diresmikan secara simbolis oleh Andi Widjaja, PhD, MBA. (founder dan Komisaris Utama PT Prodia Widyahusada Tbk), Dr Dewi Muliaty M.Si (Direktur Utama PT Prodia Widyahusada Tbk), dan Dr Lies Gantini M.Si (Vice President Diagnostic Operations PT Prodia Widyahusada Tbk. Acara itu disaksikan jajaran direksi dan dewan komisaris Prodia serta sejumlah tamu dari kalangan dokter, pelanggan, serta beberapa mitra strategis Grup Prodia.
Komisaris Utama & Founder Prodia Andi Widjaja mengapresiasi peresmian Prodia Clinical Multiomics Centre. Fasilitas itu semakin melengkapi dan mempermudah akses layanan laboratorium mass spectrometry bagi pelanggan Prodia. “Prodia turut berbangga karena berkesempatan memperkenalkan konsep multiomics melalui Prodia Clinical Multiomics Centre ini,'' ujar Andi.
Menurut dia, inovasi itu menjadi bukti komitmen Prodia dalam mendukung pengobatan individual dan presisi (personalized & precision medicine) dengan mengedepankan tes-tes multiomics. ''Terutama dengan teknologi mass spectrometry yang sudah kami kembangkan sejak 14 tahun lalu,'' terangnya. Inisiatif itu diharapkan menjadi sarana deteksi dini penyakit degeneratif yang menjadi kunci pengendalian risiko dan manajemen yang lebih baik untuk pelanggan.
Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty mengungkapkan bahwa Prodia memiliki pengalaman panjang dalam pengembangan teknologi mass spectrometry, baik untuk layanan diagnostik pelanggan maupun kontribusi penelitian pada ilmu kedokteran diagnostik. “Visi kami adalah menjadi layanan kesehatan terpercaya yang menunjang pengobatan generasi baru dan center of excellence diagnostik di Indonesia,'' katanya.
Mampu Deteksi Dini Penyakit
Prodia Clinical Multiomics Centre (PCMC) menghadirkan lebih dari 140 jenis biomarker (penanda) yang dapat diukur dengan pendekatan multiomics, yaitu metode yang mengintegrasikan berbagai clinical omics untuk memahami kondisi tubuh secara menyeluruh. Mulai dari membantu mendeteksi tanda-tanda dini penyakit, memprediksi risiko kesehatan, sekaligus merancang strategi pengobatan yang lebih personal sesuai dengan kondisi unik tiap individu.
Dalam penerapannya, PCMC didukung teknologi mutakhir seperti mass spectrometry dan kromatografi yang mampu menganalisis ribuan metabolit dengan tingkat akurasi tinggi, sehingga memberikan gambaran lengkap dan mendalam tentang bagaimana tubuh menjalankan metabolisme dan merespons gangguan hingga menggambarkan situasi kesehatan.
Melalui integrasi multiomics dan dukungan teknologi tersebut, PCMC membuka peluang besar bagi pengembangan layanan kesehatan yang lebih personal, presisi, dan berbasis kebutuhan masing-masing individu. Layanan ini sudah terhubung dengan seluruh cabang Prodia sehingga dapat diakses lebih mudah oleh masyarakat luas.
Identifikasi Zat yang Dibutuhkan Tubuh
Salah satu praktisi kedokteran yang juga mendukung peluncuran Prodia, Prof Dr dr Noroyondo Wibowo, Sp.OG, Subsp.KFM, menyampaikan bahwa informasi yang diperoleh dari teknologi ini dapat membantu memahami fisiologi hingga tingkat selular melalui parameter-parameter metabolomik. “Teknologi berbasis mass spectrometry memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi zat yang dibutuhkan tubuh, mulai dari pra zat aktif, zat aktif, hingga proses metabolisme atau inaktivasi yang mencerminkan episode yang terjadi di dalam sel,'' paparnya.
''Dengan dukungan teknologi cellular dissection, pemeriksaan dapat dilakukan hingga pada tingkat dinding sel, sitoplasma, dan organel-organel sel lain untuk menilai kondisi serta kecukupan nutrisi. Pendekatan ini diharapkan mampu menentukan parameter cellular wellness dan cellular stemness pada tiap organ serta mengorelasikannya dengan kadar di perifer,” ujarnya. (*/oni)



