Selalu Ada Yang Baru!
BANYAK orang mengira stroke hanya menyerang mereka yang jarang olahraga, pola makan tidak sehat, atau sudah berusia lanjut. Sementara, gaya hidup sehat saja belum cukup untuk mencegah stroke. Terutama jika sering overthinking hingga mengalami stres dan kesulitan tidur. ’’Alami stres dan gangguan tidur juga meningkatkan risiko stroke. Meskipun tidak secara langsung, keduanya berkontribusi terhadap peningkatan tekanan darah dan proses inflamasi yang berkaitan dengan stroke,’’ ungkap dr Deby Wahyuning Hadi SpN Subsp NRE(K). Dokter spesialis neurologi saraf dan otak konsultan neurorestorasi Mayapada Hospital Surabaya itu mengatakan faktor risiko stroke terbagi menjadi dua. Yakni, yang bisa dikontrol dan tidak dapat dikontrol. Usia, jenis kelamin, dan genetik termasuk faktor yang tidak dapat dikontrol. Sedangkan tekanan darah tinggi, kolesterol, dan gula darah termasuk yang bisa dikontrol. Begitu juga stres dan gangguan tidur termasuk faktor risiko yang dapat dikontrol. Jika tidak dikontrol dan berkelanjutan dapat menyebabkan inflamasi sistemik atau peradangan menyeluruh di tubuh. Proses ini berhubungan dengan aterosklerosis, yaitu penumpukan plak pada pembuluh darah yang bisa menghambat aliran darah ke otak. ’’Kondisi tersebut juga mengakibatkan meningkatnya tekanan darah dan terjadi gangguan fungsi endotel (dinding) pembuluh darah. Bila dibiarkan, pembuluh darah menjadi lebih rentan dan risiko stroke meningkat,’’ terangnya. ### Otak pun Bisa Burnout Dalam kondisi...