Loading...
Kamis Legi, 20 November 2025
Jawa Pos

Selalu Ada Yang Baru!

Loading...
Home
Ekonomi Bisnis
Home
›Ekonomi Bisnis

Realisasikan Rencana Penyediaan Listrik Periode 2025–2034, PLN Butuh Investasi Rp 3 Ribu Triliun

Editor-Ekonomi Bisnis
20 November 2025
Realisasikan Rencana Penyediaan Listrik Periode 2025–2034, PLN Butuh Investasi Rp 3 Ribu Triliun
Klik untuk perbesar
Herlambang/Jawa Pos

JAKARTA - PT PLN (Persero) memproyeksikan kebutuhan investasi mencapai sekitar Rp 3 ribu triliun untuk merealisasikan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034. Dokumen itu menjadi pijakan utama dalam mempercepat transisi energi sekaligus memperkuat kemandirian listrik di berbagai wilayah Indonesia.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan bahwa RUPTL terbaru memuat rencana penambahan kapasitas pembangkit hingga 69,5 gigawatt, dengan porsi energi baru terbarukan (EBT) mencapai 76 persen dari total proyek. ”PLN tidak mungkin menanggung ini sendirian. Satu-satunya cara bergerak maju adalah melalui kolaborasi,” ujar Darmawan dalam acara Electricity Connect 2025 di Jakarta Rabu (19/11).

Dia memaparkan bahwa implementasi RUPTL akan membutuhkan pembangunan jaringan transmisi sepanjang 48.000 kilometer dan gardu induk berkapasitas 109.000 MVA. Selain menopang pasokan energi hijau, proyek besar ini disebut akan membuka lapangan kerja, meningkatkan ketahanan energi nasional, menekan emisi, sekaligus mendorong peralihan konsumsi dari energi impor menuju sumber domestik.

Kemandirian Energi

Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Muhammad Qodari menilai percepatan kemandirian energi melalui RUPTL menjadi elemen penting untuk mencapai visi ekonomi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Dia menekankan bahwa pencapaian target pertumbuhan ekonomi delapan persen tidak mungkin terwujud tanpa dukungan kelistrikan yang memadai. ”Tidak ada cerita pertumbuhan ekonomi delapan persen tanpa kelistrikan yang optimal,” ujarnya.

Menurut dia, pasokan listrik yang stabil, bersih, dan terjangkau memiliki peran strategis dalam pembangunan nasional, termasuk akses pendidikan, digitalisasi sekolah, hingga penguatan aktivitas ekonomi di wilayah yang selama ini terpencil.

10 Ribu Titik Belum Dilayani

Staf Ahli Bidang Perencanaan Strategis Kementerian ESDM Jisman Hutajulu menambahkan bahwa rasio elektrifikasi yang ditangani PLN saat ini telah mencapai 98,54 persen. Meskipun demikian, masih terdapat lebih dari 10 ribu titik di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) yang belum menikmati layanan kelistrikan secara memadai.

Pemerintah menargetkan penyelesaian masalah elektrifikasi tersebut dalam lima tahun mendatang, termasuk penyediaan sambungan listrik gratis bagi rumah tangga miskin serta pembangunan pembangkit listrik tenaga surya komunal di 80.000 desa. “Proses transisi energi akan dijalankan dengan mempertimbangkan aspek keterjangkauan, keberlanjutan, dan keadilan, mengingat potensi energi hijau di Indonesia yang sangat besar,” ucapnya. (agf/dio)

Bagikan artikel ini

Most Read

1

Chery Perkuat Pasar EV dengan Luncurkan J6T

Ekonomi Bisnis
2

Rayakan HUT Ke-7, LAKUEMAS Gelar Golden Days: Kapan Lagi Jual Emas Malah Dapat Emas

Ekonomi Bisnis
3

Tambang Bawah Tanah Tujuh Bukit Masuk Feasibility Study

Ekonomi Bisnis
4

Pengusaha Minta Turunkan PPN sampai 8 Persen

Ekonomi Bisnis
5

Kadin AS Minta RI Reformasi Kebijakan untuk Dorong Investasi

Ekonomi Bisnis

Berita Terbaru

Ekspor Hasil Alam Sumbang Kinerja Positif  PT IPC Terminal Petikemas

Ekspor Hasil Alam Sumbang Kinerja Positif PT IPC Terminal Petikemas

Ekonomi Bisnis•11 jam yang lalu
EMAS Lakukan Ore Feeding Perdana, Tambang Pani Produksi Emas Awal 2026

EMAS Lakukan Ore Feeding Perdana, Tambang Pani Produksi Emas Awal 2026

Ekonomi Bisnis•1 hari yang lalu
Home
›Ekonomi Bisnis
›Realisasikan Rencana Penyediaan Listrik Periode 2025–2034, PLN Butuh Investasi Rp 3 Ribu Triliun
Realisasikan Rencana Penyediaan Listrik Periode 2025–2034, PLN Butuh Investasi Rp 3 Ribu Triliun
Ekonomi Bisnis

Realisasikan Rencana Penyediaan Listrik Periode 2025–2034, PLN Butuh Investasi Rp 3 Ribu Triliun

Editor-20 November 2025
Klik untuk perbesar

Herlambang/Jawa Pos

Bagikan artikel ini

JAKARTA - PT PLN (Persero) memproyeksikan kebutuhan investasi mencapai sekitar Rp 3 ribu triliun untuk merealisasikan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034. Dokumen itu menjadi pijakan utama dalam mempercepat transisi energi sekaligus memperkuat kemandirian listrik di berbagai wilayah Indonesia.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan bahwa RUPTL terbaru memuat rencana penambahan kapasitas pembangkit hingga 69,5 gigawatt, dengan porsi energi baru terbarukan (EBT) mencapai 76 persen dari total proyek. ”PLN tidak mungkin menanggung ini sendirian. Satu-satunya cara bergerak maju adalah melalui kolaborasi,” ujar Darmawan dalam acara Electricity Connect 2025 di Jakarta Rabu (19/11).

Dia memaparkan bahwa implementasi RUPTL akan membutuhkan pembangunan jaringan transmisi sepanjang 48.000 kilometer dan gardu induk berkapasitas 109.000 MVA. Selain menopang pasokan energi hijau, proyek besar ini disebut akan membuka lapangan kerja, meningkatkan ketahanan energi nasional, menekan emisi, sekaligus mendorong peralihan konsumsi dari energi impor menuju sumber domestik.

Kemandirian Energi

Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Muhammad Qodari menilai percepatan kemandirian energi melalui RUPTL menjadi elemen penting untuk mencapai visi ekonomi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Dia menekankan bahwa pencapaian target pertumbuhan ekonomi delapan persen tidak mungkin terwujud tanpa dukungan kelistrikan yang memadai. ”Tidak ada cerita pertumbuhan ekonomi delapan persen tanpa kelistrikan yang optimal,” ujarnya.

Menurut dia, pasokan listrik yang stabil, bersih, dan terjangkau memiliki peran strategis dalam pembangunan nasional, termasuk akses pendidikan, digitalisasi sekolah, hingga penguatan aktivitas ekonomi di wilayah yang selama ini terpencil.

10 Ribu Titik Belum Dilayani

Staf Ahli Bidang Perencanaan Strategis Kementerian ESDM Jisman Hutajulu menambahkan bahwa rasio elektrifikasi yang ditangani PLN saat ini telah mencapai 98,54 persen. Meskipun demikian, masih terdapat lebih dari 10 ribu titik di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) yang belum menikmati layanan kelistrikan secara memadai.

Pemerintah menargetkan penyelesaian masalah elektrifikasi tersebut dalam lima tahun mendatang, termasuk penyediaan sambungan listrik gratis bagi rumah tangga miskin serta pembangunan pembangkit listrik tenaga surya komunal di 80.000 desa. “Proses transisi energi akan dijalankan dengan mempertimbangkan aspek keterjangkauan, keberlanjutan, dan keadilan, mengingat potensi energi hijau di Indonesia yang sangat besar,” ucapnya. (agf/dio)

Most Read

1

Chery Perkuat Pasar EV dengan Luncurkan J6T

Ekonomi Bisnis
2

Rayakan HUT Ke-7, LAKUEMAS Gelar Golden Days: Kapan Lagi Jual Emas Malah Dapat Emas

Ekonomi Bisnis
3

Tambang Bawah Tanah Tujuh Bukit Masuk Feasibility Study

Ekonomi Bisnis
4

Pengusaha Minta Turunkan PPN sampai 8 Persen

Ekonomi Bisnis
5

Kadin AS Minta RI Reformasi Kebijakan untuk Dorong Investasi

Ekonomi Bisnis

Berita Terbaru

Ekspor Hasil Alam Sumbang Kinerja Positif  PT IPC Terminal Petikemas

Ekspor Hasil Alam Sumbang Kinerja Positif PT IPC Terminal Petikemas

Ekonomi Bisnis•11 jam yang lalu
EMAS Lakukan Ore Feeding Perdana, Tambang Pani Produksi Emas Awal 2026

EMAS Lakukan Ore Feeding Perdana, Tambang Pani Produksi Emas Awal 2026

Ekonomi Bisnis•1 hari yang lalu

KORAN JAWA POS

Instagram

  • @koran.jawapos
  • @jawapos.foto
  • @jawapossport

YouTube

  • @jawaposnews

TikTok

  • @koranjawapos

Email Redaksi

  • editor@jawapos.co.id

Berlangganan Koran

Hubungi WhatsApp:

+628113475001

© 2025 Koran Online. All rights reserved.

KORAN JAWA POS
Instagram:@koran.jawapos@jawapos.foto@jawapossport
Twitter:@koran_jawapos
YouTube:@jawaposnewsTikTok:@koranjawapos
Email Redaksi:editor@jawapos.co.id
Berlangganan Koran Hubungi WA:+628113475001