Loading...
Selasa Wage, 18 November 2025
Jawa Pos

Selalu Ada Yang Baru!

Loading...
Home
Kementerian
Home
›Kementerian

Konsumsi Ikan Akan Melonjak pada 2030

Editor-Kementerian
18 November 2025
OPTIMISTIS: Kepala Pusdik KP Alan Frendy Koropitan (tengah) yakin bisnis blue food bakal terus berkembang pesat.
Klik untuk perbesar
HUMAS KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

OPTIMISTIS: Kepala Pusdik KP Alan Frendy Koropitan (tengah) yakin bisnis blue food bakal terus berkembang pesat.

JAKARTA-Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) optimistis pangan biru (sumber makanan yang diperoleh dari air) akan berkontribusi maksimal mendukung kekuatan ketahanan pangan nasional, dan perikanan budi daya menjadi sektor yang potensial. Untuk itu KKP menggencarkan riset terapan oleh satuan pendidikan yang dimiliki, guna mendukung peningkatan produktivitas blue food.

Berdasarkan laporan Badan Pangan Dunia (FAO) tahun 2024, produksi blue food dari hasil tangkapan di tahun 2022 mencapai 90 sampai 94-an juta ton. Sedangkan data produksi perikanan budidaya menunjukkan peningkatan yang signifikan.

“Pada tahun 1990 sampai 2000-an itu masih di bawah 50 juta ton, sekitar 20-25 juta ton. Tapi tahun 2022, dalam laporan 2024, produksi perikanan budidaya melesat tajam di atas itu, di luar rumput laut, hampir menyamai dari produksi perikanan tangkap,” ujar Kepala Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan (Pusdik KP) Alan Frendy Koropitan dalam siaran resmi di Jakarta, Sabtu (15/11).

Pada 12 November lalu, KKP melalui Polteknik Ahli Usaha Perikanan menggelar Seminar Nasional Perikanan Indonesia (SNPI) ke-26 di Politeknik AUP Kampus Bogor. Kegiatan tersebut khusus mengusung tema “Inovasi Blue Food Menuju Ketahanan Pangan Indonesia yang Berkelanjutan”, sebagai sarana diseminasi pentingnya blue food sebagai solusi krisis pangan masa depan.

“Perikanan tangkap itu kalau kita mundur di tahun 1990-an, sekitar 1998 sampai 2000-an awal, berkisar 70-80 juta ton, baru lima tahun terakhir saja mendekati sekitar 90-an juta ton. Artinya perikanan tangkap itu stagnan. Budi daya atau akukultur itu melesat tajam dari tahun 2000-an sampai sekarang. Tahun 2000-an itu sekitar 25-an juta ton, sekarang sudah menyamai produksi perikanan tangkap 90-an juta ton. Cepat sekali akuakultur,” lanjutnya.

Diproyeksikan pada tahun 2030, konsumsi ikan akan melonjak karena semakin meningkatnya populasi manusia. Di Asia sendiri data FAO menunjukkan sekitar 70-an persen masyarakatnya mengonsumsi hasil perikanan. Sedangkan di skala global jumlah peminatnya mencapai 59 persen. “Jadi kita melihat kebutuhan blue food ini semakin meningkat, dan secara bisnis semakin bergairah,” tambah Alan.

Baca Juga

Capek di Perjalanan, Pemudik Nataru Boleh Istirahat di Masjid dan Musala

*Perbanyak Riset Terapan

Dalam konteks blue food, keberadaan satuan pendidikan tinggi KKP menjadi sangat relevan, karena menerapkan ilmu-ilmu terapan di bidang produksi perikanan. Sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik, pihaknya tengah mengkurasi hasil-hasil riset terapan satuan-satuan pendidikan KKP untuk masyarakat. “Riset-riset terapan ini bisa sampai kepada prototipe paten, yang intinya adalah bagaimana memajukan pangan biru atau blue food ini. Satuan-satuan pendidikan tinggi KKP tentunya harus bisa menjawab hal ini,” ungkap Alan.

Direktur Kelautan dan Perikanan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) M. Rahmat Mulianda, mengungkapkan setidaknya terdapat tiga alasan pentingnya blue food untuk Indonesia, yaitu terkait tingginya nutrisi untuk kesehatan; besarnya potensi ekonomi, ketenagakerjaan, mata pencaharian, dan kesetaraan; serta terciptanya keberlanjutan, keanekaragaman hayati, dan ketahanan iklim.

“Untuk mewujudkan hal tersebut, perlunya peningkatan integrasi industri pangan hulu dan hilir serta efisiensi daya saing sistem produksi perikanan tangkap dan budi daya. Juga perlunya kemitraan multi-pihak yang lebih kuat dan inklusif, fasilitasi pemerintah daerah dalam membangun sistem pangan lokal, serta peningkatan kerja sama dan kolaborasi dengan global,” tuturnya.

Sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menceritakan besarnya potensi blue food Indonesia untuk mendukung program ketahanan pangan dunia. Blue food yang bersumber dari hasil perikanan tangkap dan budidaya di Indonesia jumlahnya tak kurang dari 24 juta ton setiap tahun, termasuk rumput laut. Pihaknya menargetkan peningkatan volume produksi, khususnya dari perikanan budi daya demi menjaga keberlanjutan populasi perikanan di alam. (ali

Bagikan artikel ini

Most Read

1

Hadiri Produk Lokal Fest #7, Menteri Ekraf Sebut Kota Batu sebagai Kota Kreatif Prioritas

Kementerian
2

Indonesia Jadi Tuan Rumah Konferensi Ekraf Dunia 2026

Kementerian
3

Dukung Penanganan Kemiskinan Ekstrem, Kementerian PU Tuntaskan Penataan Kawasan Belawan Tahap II

Kementerian
4

Kementerian Ekraf Dukung Penguatan Radio Agar Tetap Berdaya Saing

Kementerian
5

Indonesia Investasi Rp 16,6 Triliun untuk Lindungi Hutan Tropis

Kementerian

Berita Terbaru

Berangkatkan 500 Ribu Lulusan SMK ke Luar Negeri

Berangkatkan 500 Ribu Lulusan SMK ke Luar Negeri

Kementerian•4 menit yang lalu
50 Kabupaten Berminat Jadi Kawasan Transmigrasi

50 Kabupaten Berminat Jadi Kawasan Transmigrasi

Kementerian•5 menit yang lalu
Home
›Kementerian
›Konsumsi Ikan Akan Melonjak pada 2030
OPTIMISTIS: Kepala Pusdik KP Alan Frendy Koropitan (tengah) yakin bisnis blue food bakal terus berkembang pesat.
Kementerian

Konsumsi Ikan Akan Melonjak pada 2030

Editor-18 November 2025
Klik untuk perbesar

OPTIMISTIS: Kepala Pusdik KP Alan Frendy Koropitan (tengah) yakin bisnis blue food bakal terus berkembang pesat.

HUMAS KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Bagikan artikel ini

JAKARTA-Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) optimistis pangan biru (sumber makanan yang diperoleh dari air) akan berkontribusi maksimal mendukung kekuatan ketahanan pangan nasional, dan perikanan budi daya menjadi sektor yang potensial. Untuk itu KKP menggencarkan riset terapan oleh satuan pendidikan yang dimiliki, guna mendukung peningkatan produktivitas blue food.

Berdasarkan laporan Badan Pangan Dunia (FAO) tahun 2024, produksi blue food dari hasil tangkapan di tahun 2022 mencapai 90 sampai 94-an juta ton. Sedangkan data produksi perikanan budidaya menunjukkan peningkatan yang signifikan.

“Pada tahun 1990 sampai 2000-an itu masih di bawah 50 juta ton, sekitar 20-25 juta ton. Tapi tahun 2022, dalam laporan 2024, produksi perikanan budidaya melesat tajam di atas itu, di luar rumput laut, hampir menyamai dari produksi perikanan tangkap,” ujar Kepala Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan (Pusdik KP) Alan Frendy Koropitan dalam siaran resmi di Jakarta, Sabtu (15/11).

Pada 12 November lalu, KKP melalui Polteknik Ahli Usaha Perikanan menggelar Seminar Nasional Perikanan Indonesia (SNPI) ke-26 di Politeknik AUP Kampus Bogor. Kegiatan tersebut khusus mengusung tema “Inovasi Blue Food Menuju Ketahanan Pangan Indonesia yang Berkelanjutan”, sebagai sarana diseminasi pentingnya blue food sebagai solusi krisis pangan masa depan.

“Perikanan tangkap itu kalau kita mundur di tahun 1990-an, sekitar 1998 sampai 2000-an awal, berkisar 70-80 juta ton, baru lima tahun terakhir saja mendekati sekitar 90-an juta ton. Artinya perikanan tangkap itu stagnan. Budi daya atau akukultur itu melesat tajam dari tahun 2000-an sampai sekarang. Tahun 2000-an itu sekitar 25-an juta ton, sekarang sudah menyamai produksi perikanan tangkap 90-an juta ton. Cepat sekali akuakultur,” lanjutnya.

Diproyeksikan pada tahun 2030, konsumsi ikan akan melonjak karena semakin meningkatnya populasi manusia. Di Asia sendiri data FAO menunjukkan sekitar 70-an persen masyarakatnya mengonsumsi hasil perikanan. Sedangkan di skala global jumlah peminatnya mencapai 59 persen. “Jadi kita melihat kebutuhan blue food ini semakin meningkat, dan secara bisnis semakin bergairah,” tambah Alan.

Baca Juga

Capek di Perjalanan, Pemudik Nataru Boleh Istirahat di Masjid dan Musala

*Perbanyak Riset Terapan

Dalam konteks blue food, keberadaan satuan pendidikan tinggi KKP menjadi sangat relevan, karena menerapkan ilmu-ilmu terapan di bidang produksi perikanan. Sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik, pihaknya tengah mengkurasi hasil-hasil riset terapan satuan-satuan pendidikan KKP untuk masyarakat. “Riset-riset terapan ini bisa sampai kepada prototipe paten, yang intinya adalah bagaimana memajukan pangan biru atau blue food ini. Satuan-satuan pendidikan tinggi KKP tentunya harus bisa menjawab hal ini,” ungkap Alan.

Direktur Kelautan dan Perikanan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) M. Rahmat Mulianda, mengungkapkan setidaknya terdapat tiga alasan pentingnya blue food untuk Indonesia, yaitu terkait tingginya nutrisi untuk kesehatan; besarnya potensi ekonomi, ketenagakerjaan, mata pencaharian, dan kesetaraan; serta terciptanya keberlanjutan, keanekaragaman hayati, dan ketahanan iklim.

“Untuk mewujudkan hal tersebut, perlunya peningkatan integrasi industri pangan hulu dan hilir serta efisiensi daya saing sistem produksi perikanan tangkap dan budi daya. Juga perlunya kemitraan multi-pihak yang lebih kuat dan inklusif, fasilitasi pemerintah daerah dalam membangun sistem pangan lokal, serta peningkatan kerja sama dan kolaborasi dengan global,” tuturnya.

Sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menceritakan besarnya potensi blue food Indonesia untuk mendukung program ketahanan pangan dunia. Blue food yang bersumber dari hasil perikanan tangkap dan budidaya di Indonesia jumlahnya tak kurang dari 24 juta ton setiap tahun, termasuk rumput laut. Pihaknya menargetkan peningkatan volume produksi, khususnya dari perikanan budi daya demi menjaga keberlanjutan populasi perikanan di alam. (ali

Most Read

1

Hadiri Produk Lokal Fest #7, Menteri Ekraf Sebut Kota Batu sebagai Kota Kreatif Prioritas

Kementerian
2

Indonesia Jadi Tuan Rumah Konferensi Ekraf Dunia 2026

Kementerian
3

Dukung Penanganan Kemiskinan Ekstrem, Kementerian PU Tuntaskan Penataan Kawasan Belawan Tahap II

Kementerian
4

Kementerian Ekraf Dukung Penguatan Radio Agar Tetap Berdaya Saing

Kementerian
5

Indonesia Investasi Rp 16,6 Triliun untuk Lindungi Hutan Tropis

Kementerian

Berita Terbaru

Berangkatkan 500 Ribu Lulusan SMK ke Luar Negeri

Berangkatkan 500 Ribu Lulusan SMK ke Luar Negeri

Kementerian•4 menit yang lalu
50 Kabupaten Berminat Jadi Kawasan Transmigrasi

50 Kabupaten Berminat Jadi Kawasan Transmigrasi

Kementerian•5 menit yang lalu

KORAN JAWA POS

Instagram

  • @koran.jawapos
  • @jawapos.foto
  • @jawapossport

YouTube

  • @jawaposnews

TikTok

  • @koranjawapos

Email Redaksi

  • editor@jawapos.co.id

Berlangganan Koran

Hubungi WhatsApp:

+628113475001

© 2025 Koran Online. All rights reserved.

KORAN JAWA POS
Instagram:@koran.jawapos@jawapos.foto@jawapossport
Twitter:@koran_jawapos
YouTube:@jawaposnewsTikTok:@koranjawapos
Email Redaksi:editor@jawapos.co.id
Berlangganan Koran Hubungi WA:+628113475001