ENAM karya terpilih dari bootcamp Akselerasi Kreatif (AKTIF) untuk subsektor film dan animasi akan dibawa ke ATF & Market Singapore 2025. Dari subsektor film dipilih tiga karya terbaik: Komik Jagoan (Dwitya Yoga Dharmawangsa), Pelabuhan Berkabut (Fish, Please!) (Ivan Valentinus), dan Bong (Of Womb and Tomb) (Nashiru Setiawan). Sementara di subsektor animasi terpilih Kwartet: Watujiwo Series (Dieky Suprayogi), Komarong (Ida Bagus & Aditya Wardana), dan Cipak Cipuk (Galeo Anak Segara) (Bernardin Andara Fembriarto).
Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) memperkuat peluang bagi sineas dan animator muda Indonesia melalui program Akselerasi Kreatif (AKTIF) untuk subsektor film dan animasi. Rangkaian kegiatan bootcamp intensif yang digelar pada 21–23 November 2025 itu bertujuan memperluas akses distribusi dan promosi karya ke pasar domestik maupun internasional sekaligus membekali peserta dengan pengetahuan komersial yang kerap terabaikan dalam proses produksi.
Program AKTIF subsektor film menghadirkan Bootcamp Distribusi dan Promosi, sementara subsektor animasi menggelar Bootcamp Animation IP Business Development, Distribution & Promotion. Kedua bootcamp dirancang untuk mendorong hilirisasi karya kreatif mengubah ekspresi artistik menjadi produk bernilai ekonomi yang siap bersaing di panggung global.
Deputi Bidang Kreativitas Media Agustini Rahayu mengatakan bootcamp merupakan bagian dari strategi peningkatan kualitas talenta. “Akselerasi Kreatif itu sendiri adalah program untuk peningkatan talenta berkualitas. Talenta yang sudah berkualitas ini kita skill up lagi, terutama membuka jalur distribusi dan komersialisasi,” ujar Ayu.
Ia menjelaskan target praktis dari program tiga hari ini adalah memberikan kesempatan kepada peserta pemenang untuk “ikut berlaga” di forum penjualan konten di Singapura, di mana mereka dapat menerapkan pengetahuan yang diperoleh selama bootcamp. Selain pelatihan teknis, peserta mendapat pembekalan soal cara membawa karya ke pasar dan memonetisasi IP kreatif mereka.
Deputi juga menyoroti potensi pertumbuhan subsektor film, animasi, dan video. Menurutnya, hasil survei para pakar menunjukkan subsektor ini mencatat pertumbuhan yang pesat. “Kalau dilihat dari expert survey, growth terbesar itu dari subsektor ekonomi kreatif ada di subsektor film, animasi, dan video,” ungkapnya. Data per November menunjukkan laju pertumbuhan yang baik untuk kedua subsektor tersebut.
Selain itu, kualitas karya animator Indonesia juga mendapat pujian dalam bootcamp. Ayu menekankan bahwa banyak animator tanah air yang sudah bekerja di pasar internasional dan menghasilkan karya yang tersebar luas. “Animator Indonesia ini kualitasnya nggak usah diragukan lagi. Contohnya ada karya film Jumbo yang sudah ditayangkan di empat puluh negara,” kata Ayu.
Program AKTIF menempatkan hilirisasi sebagai fokus utama bukan sekadar produksi karya tapi juga bagaimana karya itu dikemas, dipasarkan, dan menghasilkan nilai tambah ekonomi. Ayu menyebut harapannya bahwa industri kreatif dapat menjadi the new engine of growth bagi perekonomian nasional, dengan subsektor film dan animasi berperan signifikan dalam mendorong nilai tambah tersebut.
Kegiatan bootcamp selama tiga hari dirancang ekraf untuk memperkuat kemampuan kreatif sekaligus memberikan pengetahuan komersial, mulai dari aspek legal, budgeting, hingga strategi menggaet pasar dan investor yang dinilai penting bagi proses distribusi karya ke pasar domestik maupun internasional. Peserta mengaku mendapat banyak wawasan baru yang sebelumnya kurang mereka pahami.
Salah satu peserta pemenang subsektor animasi, Aditya Wardana (Komarong) mengatakan pengalaman mengikuti bootcamp membuka mata: “Jujur banyak hal yang bikin saya buka mata ya. Karena background saya kan bisa dibilang penulis. Jadi saya lumayan buta soal urusan legal, soal urusan budgeting dan lain sebagainya. Lewat bootcamp ini banyak banget yang saya pelajari, istilahnya baru saya sadari setelah menerima materi dari para non-resumer," sebutnya.
Aditya menambahkan bahwa ilmu yang didapat akan coba disebarkan kembali di Bali agar terjadi transfer pengetahuan bagi komunitas animasi di daerahnya. Lalu, Nashiru Setiawan sebagai produser dan pembuat Bong (Of Womb and Tomb), menilai program ini memberi perspektif baru terhadap proses produksi “Saya rasa perspektif itu cukup memberi pandangan yang berbeda bagi saya sebagai seorang produser terhadap film-film yang telah saya buat ini atau mungkin film-film yang nantinya akan saya buat.” Kemenangan yang diraih membuka jalan bagi Nashiru untuk membawa karyanya ke panggung internasional di Singapura.
Sementara itu Ivan Valentinus berharap kesempatan di ATF & Market Singapore 2025 bisa membantu peredaran dan keberlanjutan proyeknya “Harapannya ya film kami, film saya sih tentu sangat bisa bersirkulasi di market di Singapura dan kita bisa menemukan… investor-investor ataupun orang-orang yang tertarik lebih jauh terkait bisnis dengan film kami.” tutupnya. (als/wir)




