JAKARTA - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) diterpa kabar pemakzulan. Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf diminta untuk mengundurkan diri. Informasi itu muncul setelah beredarnya surat hasil pertemuan Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar.
Dalam surat tersebut, musyawarah antara Rais Aam dan dua Wakil Rais Aam memutuskan bahwa KH Yahya Cholil Staquf harus mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum PBNU dalam waktu 3 hari, terhitung sejak diterimanya keputusan rapat harian Syuriyah PBNU.
Jika dalam waktu 3 hari tidak mengundurkan diri, rapat harian Syuriyah PBNU memutuskan memberhentikan KH Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum PBNU.
Surat tersebut juga ditandatangani oleh dua wakil Rais Aam PBNU. Rapat tersebut berlangsung secara tertutup di Jakarta. Salah satu pertimbangan Rais Aam adalah keputusan PBNU di bawah nahkoda Gus Yahya yang mengundang tokoh pro Israel dalam acara akademi kepemimpinan nasional (AKN) NU Agustus lalu.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBNU Saifullah Yusuf mengimbau seluruh pengurus NU di semua tingkatan. Mulai dari PBNU, PWNU, PCNU, MWCNU hingga Ranting NU tetap tenang dan menjaga suasana tetap kondusif.
Pria yang akrab disapa Gus Ipul itu menegaskan bahwa apa yang terjadi saat ini merupakan perkara organisasi biasa. Polemik itu sedang ditangani oleh jajaran Syuriah PBNU sesuai mekanisme internal yang berlaku.
“Ini dinamika organisasi yang sedang berjalan. Saya minta semua pengurus dan warga NU tetap tenang," katanya, Jumat (21/11) malam. Menteri Sosial itu meminta warga NU tidak terbawa arus berita yang menyesatkan dan tidak memperbesar kesalahpahaman.
Saifullah meminta seluruh pengurus NU di berbagai tingkatan untuk tetap berkonsolidasi, menjaga ukhuwah, serta menahan diri dari langkah atau pernyataan yang dapat memperkeruh keadaan.
“Ikuti seluruh perkembangan hanya melalui informasi resmi yang disampaikan jajaran Syuriah PBNU. Jangan terpengaruh kabar yang tidak jelas sumbernya,” tegasnya. Mantan Wakil Gubernur Jawa Timur itu menambahkan bahwa seluruh proses organisasi saat ini berada di tangan pemilik otoritas tertinggi dalam struktur PBNU. Yakni jajaran Syuriah PBNU yang dipimpin Rais Aam dan dua wakil Rais Aam.
“Kita serahkan sepenuhnya kepada Rais Aam dan para wakilnya. Insya Allah semua akan diselesaikan dengan baik, proporsional, dan sesuai adab organisasi,” ungkapnya. Saifullah juga mengajak seluruh warga Nahdlatul Ulama untuk memperbanyak salawat dan menjaga ketenangan hati. “Mari tetap menjaga suasana teduh. Perbanyak sholawat, jangan ikut menyebarkan kabar yang tidak pasti,” kata dia.
Mantan Wali Kota Pasuruan itu memastikan dinamika internal PBNU akan diselesaikan melalui mekanisme organisasi yang sah dan penuh kehati-hatian. (wan/oni)



