SURABAYA- Rapat koordinasi (rakor) antara Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dengan PWNU seluruh Indonesia berlangsung selama 4 jam dan 45 menit. Atau sejak Sabtu (22/11) pukul 20.30 WIB, hingga Minggu (23/11) pukul 01.15 WIB di Novotel Samator Surabaya. Salah satu materi rakor tersebut membahas risalah hasil rapat harian Syuriyah PBNU Kamis (20/11) lalu yang meminta Gus Yahya mundur.
Namun, Gus Yahya menyatakan tidak akan mundur. Dia justru mempertanyakan legalitas risalah Syuriyah. Hingga saat ini dia belum menerima dokumen resmi apapun terkait tuntutan agar dirinya mundur. ”Sampai sekarang saya belum menerima secara fisik surat apa pun dari Syuriyah,” katanya.
Ulama 59 tahun itu menilai dokumen yang beredar di media sosial tidak memenuhi standar administratif PBNU. Alias inkonsistusional. Menurut dia, dokumen resmi seharusnya dilengkapi tanda tangan digital agar dapat dipertanggungjawabkan. ”Kalau tanda tangan manual itu kan gampang sekali dibuat. Jadi kita lihat nanti,” ujarnya.
Kakak kandung mantan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas itu kembali menegaskan, bahwa dirinya menolak wacana mundur dari jabatan Ketua Umum. Dia menekankan amanah Muktamar ke-34 mengharuskannya menjabat selama lima tahun penuh. ”Saya sama sekali tidak terbesit pikiran untuk mundur. Saya mendapat amanat lima tahun dan akan saya jalani,” tegasnya. (zam/oni)




